6 Produk Lokal yang Sering Disangka Impor, Padahal 100% Buatan Anak Bangsa

NarayaPost – Siapa sangka, beberapa makanan dan minuman favorit yang kerap kita nikmati sehari-hari ternyata buatan asli Indonesia atau produk lokal. Meski begitu, namanya terdengar seperti produk impor bukan?
Strategi penamaan yang catchy memang ampuh untuk membangun branding dan menarik minat pasar. Namun, di sisi lain, hal ini sering membuat konsumen keliru mengira produk tersebut berasal dari luar negeri.
Padahal, mulai dari bahan baku hingga proses produksi dan pengelolaan manajemennya, semua dikerjakan oleh tangan-tangan kreatif anak bangsa. Yuk, simak enam merek populer berikut yang mungkin salah satunya adalah favoritmu!
BACA JUGA: Healing Singkat Tanpa Cuti? Bisa Banget! Begini Caranya
Deretan Produk Lokal Asli
SilverQueen
Meski sudah mendunia, SilverQueen bukanlah cokelat impor. Dilansir dari Instagram @gnfi (31/3/2024), cokelat ini diproduksi di Garut, Jawa Barat. Awalnya, SilverQueen dimiliki NV Ceres, perusahaan milik Belanda, sebelum diambil alih pengusaha keturunan Tionghoa asal Bandung.
Hokben
Restoran cepat saji dengan menu bergaya Jepang ini pertama kali buka pada 18 April 1985 di Jalan Kebon Kacang, Jakarta, di bawah PT Eka Bogainti. Dahulu bernama Hoka Hoka Bento, konsep makanan dan interiornya yang kental nuansa Jepang sering membuat orang mengira Hokben berasal dari Negeri Sakura.
J.CO
Gerai kafe dan donat ini berada di bawah Johnny Andrean Group dan dibuka pada 2005. Popularitasnya melesat hingga memiliki cabang di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Sayangnya, banyak yang keliru menganggap J.CO sebagai merek luar negeri karena penampilannya yang modern dan internasional.
La Fonte
Nama dan produknya yang identik dengan kuliner Italia membuat banyak orang mengira La Fonte berasal dari Eropa. Padahal, merek pasta ini adalah produk Indofood, dengan lini mulai dari spaghetti, lasagna, hingga saus pasta yang diproduksi di Indonesia.
Holland Bakery
Berdiri sejak 1978, desain dan namanya yang “kebarat-baratan” membuat Holland Bakery kerap disangka merek Belanda. Faktanya, toko roti ini berada di bawah PT Mustika Citra Rasa dan memiliki ratusan cabang di seluruh Indonesia.
CFC
California Fried Chicken sering dianggap restoran cepat saji asal Amerika karena namanya. Namun, sejak 1989 CFC menjadi merek dagang asli Indonesia di bawah PT Pioneerindo Gourmet International. Nama ‘California’ diambil dari hak waralaba California Pioneer Chicken yang menjadi cikal bakal pendiriannya di tanah air.
Keenam merek ini membuktikan bahwa kualitas produk lokal tak kalah dengan produk internasional. Bahkan, lewat kreativitas branding, mereka mampu menembus pasar global sambil tetap membawa identitas Indonesia di balik layar.
BACA JUGA: Jurist Tan Ditetapkan Sebagai DPO oleh Kejagung RI
Produk Lokal Mampu Bersaing
Kisah enam merek populer ini menjadi bukti nyata bahwa produk lokal mampu bersaing dengan brand internasional, baik dari segi kualitas maupun popularitas. Meski sering disangka impor karena strategi penamaan yang terkesan asing, semua proses produksi hingga pengelolaannya dilakukan di dalam negeri oleh talenta Indonesia.
Keberhasilan produk lokal seperti SilverQueen, Hokben, J.CO, La Fonte, Holland Bakery, dan CFC tidak hanya membuktikan kualitas rasa dan pelayanan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain untuk berani bermimpi besar.
Dukungan konsumen terhadap produk lokal menjadi faktor penting untuk mempertahankan keberlangsungan industri dalam negeri. Dengan memilih dan bangga menggunakan merek buatan Indonesia, masyarakat ikut berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta membuka lebih banyak peluang kerja bagi generasi muda.