NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » Indonesia Gagal Juara di Final Indonesia Open 2025, Korea Selatan Borong Dua Gelar

Indonesia Gagal Juara di Final Indonesia Open 2025, Korea Selatan Borong Dua Gelar

Dominasi Korea di Indonesia Open 2025

NarayaPost – Final Indonesia Open 2025 adalah babak akhir dari Turnamen bulu tangkis bergengsi internasional yang menghadirkan pemain-pemain terbaik dari seluruh dunia. Indonesia Open 2025 resmi berakhir pada Minggu (8/6/2025), namun hasilnya belum membawa kabar gembira bagi publik tuan rumah. Indonesia kembali harus puas tanpa satu pun gelar juara dalam ajang level BWF Super 1000 tersebut. Prestasi terbaik Indonesia hanya sebatas runner-up di sektor ganda putra lewat pasangan Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani.

Lima partai final Indonesia Open 2025 yang digelar di Istora Senayan menyuguhkan pertarungan seru antar pemain top dunia. Namun dominasi Asia Timur dan Eropa kembali terlihat, dengan gelar juara tersebar ke empat negara: Korea Selatan (2 gelar), Denmark, Tiongkok, dan Prancis masing-masing satu gelar.

BACA JUGA : Manfaat Teh yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Menjaga Kesehatan Mulut

Dominasi Korea di Nomor Bergengsi

Kemenangan Korea Selatan datang dari dua sektor favorit: tunggal putri dan ganda putra. Di partai tunggal putri, An Se Young, yang kini berstatus unggulan pertama dunia, menunjukkan mental juaranya saat menghadapi Wang Zhi Yi dari Tiongkok. Setelah tertinggal di gim pertama, An membalikkan keadaan dengan skor akhir 13-21, 21-19, dan 21-15.

Sementara itu, di partai pamungkas ganda putra, pasangan Indonesia Sabar/Reza tampil penuh semangat di hadapan publik sendiri. Mereka unggul lebih dulu 21-18 atas pasangan Korea Kim Won Ho/Seo Seung Jae, namun tak mampu menjaga konsistensi permainan hingga akhirnya kalah 19-21 dan 12-21.

Kemenangan ini sekaligus memperpanjang puasa gelar Indonesia di ajang Indonesia Open sejak tahun 2021, ketika Kevin Sanjaya/Marcus Gideon masih mendominasi dunia ganda putra.

Eropa Bangkit, Prancis Cetak Sejarah

Di sektor ganda campuran, pasangan Prancis Thom Gicquel/Delphine Delrue sukses mencetak sejarah baru. Mereka mengalahkan pasangan Thailand unggulan keenam, Dechapol Puavaranukroh/Supissara Paewsampran, dengan dua gim langsung 21-16 dan 21-18.

Kemenangan ini menjadi gelar Super 1000 pertama bagi pasangan Prancis tersebut, sekaligus menandai kebangkitan bulutangkis Eropa dalam dominasi Asia.

Di sektor tunggal putra, unggulan ketiga asal Denmark Anders Antonsen tampil solid melawan Chou Tien Chen dari Taiwan. Dengan kemenangan 22-20 dan 21-14, Antonsen mempertegas dirinya sebagai salah satu penantang serius dalam perebutan gelar juara dunia tahun ini.

Satu-satunya gelar untuk Tiongkok datang dari sektor ganda putri, lewat pasangan Liu Sheng Shu/Tan Ning yang mengalahkan pasangan Malaysia Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dalam laga ketat 23-25, 21-12, dan 21-19.


Rekap Hasil Final Indonesia Open 2025:

  • Ganda Campuran (XD)
    Thom Gicquel/Delphine Delrue (Prancis) vs Dechapol/Supissara (Thailand)
    Skor: 21-16, 21-18
  • Tunggal Putri (WS)
    An Se Young (Korea Selatan) vs Wang Zhi Yi (Tiongkok)
    Skor: 13-21, 21-19, 21-15
  • Ganda Putri (WD)
    Liu Sheng Shu/Tan Ning (Tiongkok) vs Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Malaysia)
    Skor: 23-25, 21-12, 21-19
  • Tunggal Putra (MS)
    Anders Antonsen (Denmark) vs Chou Tien Chen (Taiwan)
    Skor: 22-20, 21-14
  • Ganda Putra (MD)
    Kim Won Ho/Seo Seung Jae (Korea Selatan) vs Sabar/Reza (Indonesia)
    Skor: 18-21, 21-19, 21-12

BACA JUGA : Apple Ditekan untuk Bangkit di Era AI

Tren Menurun Performa Indonesia

Hasil ini menambah catatan lesu tim bulu tangkis Indonesia sepanjang musim 2025. Sejauh ini, para atlet Merah Putih baru mengoleksi dua gelar dari turnamen level Super 300, yakni di Thailand Masters dan Taipei Open. Untuk kategori Super 500 ke atas, Indonesia masih nihil gelar.

Evaluasi besar dibutuhkan, terutama dalam regenerasi pemain dan strategi pengembangan jangka panjang. Dukungan dari PBSI, pelatih, serta penonton diharapkan bisa membangkitkan kembali era keemasan bulutangkis Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *