Konflik Iran-Israel Belum Ganggu Ekonomi RI, Airlangga Soroti Harga Minyak

NarayaPost — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa meningkatnya konflik antara Iran dan Israel, khususnya setelah serangan udara Israel ke berbagai target strategis Iran, belum berdampak langsung pada perekonomian Indonesia. Meskipun demikian, pemerintah tetap waspada, terutama terhadap potensi lonjakan harga minyak dunia.
Airlangga menjelaskan bahwa transmisi dampak ekonomi dari Timur Tengah relatif lambat, dan tekanan terhadap harga minyak kemungkinan akan ditahan oleh kepentingan beberapa negara.
BACA JUGA: Iran Luncurkan Serangan Balasan, Israel Jadi Sasaran Ratusan Rudal
Ia juga menjelaskan bahwa jalur transmisi ekonomi dari Timur Tengah ke Indonesia, khususnya dari sisi perdagangan, tidak langsung terasa. Namun, sentimen pasar akibat kekhawatiran pasokan energi dapat memicu gejolak, terutama terhadap nilai tukar rupiah.
Hal ini ditegaskan Airlangga dengan menyatakan bahwa meskipun Timur Tengah sudah sering bergejolak, perhatian utama saat ini adalah sentimen pasar dan ketersediaan pasokan minyak.
“Penjalarannya (dampak) karena Timur Tengah memang sudah panas, jadi relatif dari segi perdagangan itu tidak tertransmisi (terdampak), tetapi dari segi sentimen, ketersediaan supply minyak itu yang perlu kita perhatikan dulu,” terangnya.
Ketegangan geopolitik ini telah mendorong harga minyak dunia naik hingga kisaran USD 72–73 per barel, melampaui rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang sebelumnya tercatat USD 65,29 per barel.
Meski demikian, pemerintah belum mengambil langkah konkret dan akan terus memantau situasi internasional serta potensi dampaknya terhadap perekonomian domestik.
Seperti yang diketahui, serangan udara Israel pada Jumat pagi (13/6) menargetkan fasilitas penting di Iran, termasuk situs militer dan nuklir seperti Fasilitas Nuklir Natanz, yang dilaporkan mengalami kerusakan parah. Bangunan di Teheran juga mengalami kerusakan signifikan. Serangan ini menandai eskalasi baru dalam konflik yang telah lama memanas.
Berita terbaru mengabarkan bahwa konflik di antara kedua negara tersebut juga memunculkan adanya ledakan di Bandara Internasional Mehrabad Teheran, Iran.
Kantor Berita Fars, yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Iran, melaporkan bahwa dua proyektil yang diduga ditembakkan oleh Israel telah mengenai area bandara.
Hingga saat ini, insiden tersebut menyebabkan 78 warga Iran meninggal dunia. Sebagai respons, Iran melancarkan serangan balasan yang mengakibatkan setidaknya 40 warga Israel mengalami luka-luka.
Kesimpulan
Singkatnya, perekonomian Indonesia saat ini belum merasakan dampak langsung dari eskalasi konflik antara Iran dan Israel, meskipun serangan udara telah menargetkan fasilitas penting di Iran dan menyebabkan korban jiwa. Pemerintah Indonesia, melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa jalur transmisi dampak ekonomi dari Timur Tengah ke Indonesia relatif lambat, terutama dari sisi perdagangan.
Namun, fokus utama kewaspadaan pemerintah adalah potensi lonjakan harga minyak dunia. Ketegangan geopolitik ini telah menyebabkan harga minyak naik melampaui rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP), menyoroti kerentanan Indonesia terhadap fluktuasi harga komoditas global. Selain itu, sentimen pasar terkait ketersediaan pasokan energi juga menjadi perhatian karena dapat memicu gejolak, khususnya pada nilai tukar rupiah.
BACA JUGA: Harga Minyak Mentah Melemah, Batu Bara dan CPO Justru Menguat
Meskipun belum ada langkah konkret yang diambil, pemerintah akan terus memantau situasi internasional untuk mengantisipasi potensi dampak terhadap perekonomian domestik. Kondisi itu menunjukkan pendekatan proaktif dalam menghadapi ketidakpastian global yang didorong oleh konflik regional.
Informasi mengenai dampak ekonomi dari konflik ini akan terus berkembang. Penting untuk menyaring informasi dari sumber terpercaya dan memahami bahwa pemerintah sedang bekerja keras untuk menjaga stabilitas ekonomi kita. Sebab, dukungan dan kepercayaan publik sangat berarti dalam menghadapi tantangan global ini.