5 Kota di Indonesia yang Dinilai Overrated oleh Turis Asing, Benarkah?

NarayaPost – Kota di Indonesia yang Dinilai Overrated. Indonesia dikenal sebagai salah satu destinasi wisata paling menarik di dunia dengan ragam budaya, keindahan alam, hingga keramahan penduduknya. Namun, tak jarang ada sejumlah kota di Indonesia yang dinilai overrated atau dianggap berlebihan oleh sebagian turis asing. Overrated di sini bukan berarti kota tersebut buruk atau tak layak dikunjungi, melainkan ekspektasi wisatawan kadang tak sesuai dengan kenyataan yang mereka temui di lapangan.
Berikut ini adalah lima kota atau wilayah yang sering mendapat label overrated menurut wisatawan mancanegara, lengkap dengan alasan dan tips agar tetap dapat menikmati liburan tanpa kecewa.
1. Canggu, Bali
Canggu, desa pesisir di Bali, dahulu dikenal sebagai tempat ideal untuk mencari ketenangan dengan suasana pantai, hamparan sawah hijau, dan keramahan warga setempat. Banyak wisatawan menganggap Canggu sebagai tempat sempurna untuk relaksasi.
Sayangnya, seiring pesatnya perkembangan pariwisata, Canggu kini berubah menjadi wilayah dengan kehidupan malam yang sangat ramai. Berbagai beach club, bar, dan klub malam bermunculan, menarik minat wisatawan muda namun mengubah suasana aslinya. Macet di sekitar kawasan ini juga menjadi keluhan utama. Beberapa wisatawan bahkan mengaku terganggu dengan perilaku sebagian turis yang kurang menghormati budaya lokal.
2. Seminyak, Bali
Seminyak dikenal sebagai kawasan elit dengan hotel dan restoran mewah. Bagi yang ingin menikmati liburan dengan fasilitas kelas atas, Seminyak tentu jadi pilihan utama.
Namun, label high-end tersebut membuat harga akomodasi dan fasilitas di kawasan ini melonjak cukup tinggi. Tidak sedikit wisatawan yang akhirnya merasa harga yang dibayar tidak sebanding dengan pengalaman yang didapat. Akibatnya, banyak pelancong kini memilih alternatif lain seperti Sanur atau daerah di luar pusat wisata Bali untuk mendapatkan pengalaman serupa dengan harga lebih bersahabat.
3. Ubud, Bali
Ubud selama ini identik dengan budaya dan seni Bali. Wisatawan datang untuk menikmati suasana pedesaan, galeri seni, hingga pertunjukan tari tradisional.
Namun, komersialisasi pariwisata di Ubud kini membuat sebagian wisatawan merasa kehilangan esensi budaya yang tulus. Hampir setiap aktivitas budaya kini dikomersialkan sehingga wisatawan perlu mengeluarkan biaya lebih untuk menikmati sesuatu yang dulu bisa diperoleh secara alami dari masyarakat. Meski demikian, Ubud tetap punya daya tarik tersendiri, asalkan wisatawan pintar memilih tempat dan waktu kunjungan.
4. Tegalalang, Bali
Tegalalang populer dengan lanskap sawah terasering yang memukau. Foto-foto ayunan raksasa di kawasan ini kerap viral di media sosial sehingga mendatangkan banyak pengunjung.
Kepadatan turis inilah yang kemudian menjadi keluhan sebagian wisatawan. Suasana alam yang diharapkan tenang dan asri kini bergeser menjadi ramai dan penuh antrean untuk berfoto. Untuk menghindari keramaian, disarankan datang pagi-pagi sekali atau memilih lokasi sawah terasering lain di Bali yang lebih sepi.
5. Jakarta
Sebagai ibu kota negara, Jakarta menawarkan ragam budaya, kuliner, hingga sejarah. Kawasan Kota Tua, museum, dan Chinatown jadi destinasi favorit wisatawan.
Sayangnya, tantangan seperti kemacetan, polusi udara, dan minimnya ruang terbuka hijau kerap membuat pengalaman liburan kurang menyenangkan bagi sebagian wisatawan. Identitas budaya Betawi yang menjadi ciri khas Jakarta pun semakin sulit ditemukan di tengah keberagaman budaya urban yang bercampur di kota megapolitan ini.
BACA JUGA : OpenAI Dapat Kontrak Rp 3,2 Triliun dari Pentagon, Ini Alasannya
Tips agar Liburan Tetap Berkesan
Overrated bukan berarti destinasi tersebut tidak layak dikunjungi. Berikut beberapa tips agar pengalaman wisata tetap menyenangkan:
Hormati budaya lokal. Jadikan perjalanan sebagai kesempatan untuk belajar dan menghargai keberagaman.
Riset tujuan dan aktivitas sebelum berangkat. Ketahui waktu terbaik berkunjung dan tempat alternatif yang lebih sepi.
Susun itinerary dan anggaran secara detail. Hindari pengeluaran tidak terduga dengan rencana yang matang.