NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » Konflik Iran-Israel Masih Berlangsung, Potensi Lonjakan Harga Minyak Dunia Makin Jadi Sorotan

Konflik Iran-Israel Masih Berlangsung, Potensi Lonjakan Harga Minyak Dunia Makin Jadi Sorotan

konflik iran-israel

NarayaPost — Konflik Iran-Israel terus berlanjut dan makin menjadi perhatian serius di pasar global, terutama terkait dampaknya terhadap harga minyak dunia. Serangkaian serangan udara dan ancaman balasan dari kedua negara telah memicu kekhawatiran bahwa konflik ini dapat mengganggu pasokan energi global dan mendorong harga minyak mentah ke level yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Area Dekat Kantor Microsoft di Israel Terbakar Usai Dihantam Rudal Iran

Serangan Saling Balas dan Risiko Selat Hormuz

Sebagaimana dilaporkan oleh Financial Times, dalam beberapa pekan terakhir, Israel dilaporkan telah melancarkan serangan terhadap sejumlah fasilitas energi penting di Iran, termasuk depot bahan bakar dan kilang gas. Sebagai balasan, Iran mengerahkan rudal dan drone ke wilayah-wilayah strategis, meskipun sampai saat ini belum menyebabkan gangguan besar terhadap produksi minyak negara tersebut.

Namun, yang menjadi perhatian utama adalah posisi geografis Iran yang mengontrol Selat Hormuz, yakni jalur pelayaran penting yang mengangkut sekitar 30 persen pasokan minyak mentah global. Ancaman dari Iran untuk menutup Selat Hormuz telah menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan pelaku pasar. Jika jalur ini benar-benar ditutup, dampaknya terhadap suplai energi dunia bisa sangat besar.

Harga Minyak Mulai Naik Tajam

Ketegangan ini telah mendorong harga minyak mentah dunia naik signifikan. Mengutip laman Barrons, harga Brent crude tercatat sempat menyentuh level US$79 per barel, sementara minyak jenis WTI (West Texas Intermediate) juga menunjukkan tren yang sama. Kenaikan harga ini sebagian besar disebabkan oleh kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan, bukan karena kekurangan aktual.

Sejumlah analis memperkirakan bahwa jika konflik semakin memanas atau Selat Hormuz benar-benar terganggu, harga minyak dunia bisa melonjak drastis hingga mencapai US$100–120 per barel. Namun, jika situasi tetap terkendali dan serangan terbatas pada level tertentu, harga minyak diperkirakan akan bertahan di kisaran US$70–80 per barel.

Dampak Terhadap Pasar Global dan Ekonomi

Lonjakan harga minyak tentu tidak hanya berdampak pada sektor energi, tetapi juga berimbas ke sektor keuangan dan kebijakan moneter di berbagai negara. Kenaikan harga energi bisa memicu inflasi, terutama di negara-negara importir minyak seperti Indonesia. Inflasi yang lebih tinggi bisa mendorong bank sentral menahan atau bahkan menunda penurunan suku bunga yang sebelumnya direncanakan.

Di pasar saham, sektor energi seperti ExxonMobil dan Chevron mencatat penguatan karena ekspektasi keuntungan lebih besar di tengah kenaikan harga minyak sebagaimana dilaporkan oleh beberapa media lokal. Namun, sektor-sektor lain bisa tertekan oleh kekhawatiran terhadap inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Potensi Jangka Panjang Masih Terbatas

Meski ketegangan antara Iran dan Israel memicu kekhawatiran global, sejumlah analis menilai bahwa dampak jangka panjang terhadap pasokan energi global kemungkinan masih terbatas. Sejarah mencatat bahwa konflik di kawasan Timur Tengah, meskipun intens, jarang menyebabkan gangguan pasokan minyak secara permanen.

BACA JUGA: BSU 2025 Belum Cair? Ini Penjelasan dari Kemnaker

Kecuali terjadi eskalasi besar seperti perubahan rezim di Iran atau penghancuran fasilitas ekspor utama, pasar cenderung pulih setelah lonjakan sesaat. Sebagai contoh, konflik antara Rusia–Ukraina atau serangan terhadap kapal tanker di Laut Merah sebelumnya hanya menyebabkan lonjakan harga sementara yang kemudian kembali stabil.

Kesimpulan

Konflik Iran-Israel telah membawa pasar global pada fase kewaspadaan tinggi. Ancaman terhadap Selat Hormuz dan potensi gangguan pasokan energi dunia membuat harga minyak dunia melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Meski begitu, dampak jangka panjang diperkirakan tidak akan terlalu signifikan jika konflik tidak berkembang menjadi lebih luas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *