NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » PM Malaysia Anwar Ibrahim Disambut Prabowo di Bandara Halim, Bahas Penguatan Hubungan RI-Malaysia

PM Malaysia Anwar Ibrahim Disambut Prabowo di Bandara Halim, Bahas Penguatan Hubungan RI-Malaysia

PM Anwar Ibrahim disambut Prabowo di Bandara Halim Jakarta

NarayaPost – PM Malaysia Anwar Ibrahim disambut Prabowo. Jumat pagi yang cerah di Jakarta, 27 Juni 2025, menjadi saksi penting bagi hubungan diplomatik dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia. Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim tiba di Bandara Halim Perdanakusuma dalam kunjungan resmi ke Indonesia. Ia disambut langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan penghormatan kenegaraan yang hangat.

Momen ini bukan sekadar seremoni. Anwar Ibrahim disambut Prabowo secara langsung menandakan pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia di mata pemerintah Prabowo. Bahkan, bagi banyak pengamat hubungan internasional, momen ini bisa menjadi awal babak baru hubungan strategis kedua negara dalam menghadapi dinamika geopolitik yang kian kompleks di kawasan Asia Tenggara.

BACA JUGA : 15 Amalan Malam 1 Muharram 1447 H: Panduan Lengkap Sambut Tahun Baru Islam 2025

Momen Hangat di Tangga Pesawat

Dalam video yang diunggah oleh akun resmi Sekretariat Presiden, terlihat Prabowo Subianto mengenakan setelan jas hitam dengan peci nasional khas Indonesia, berdiri di kaki tangga pesawat. Ketika pintu pesawat terbuka dan Anwar Ibrahim mulai menuruni tangga, Prabowo langsung menyambut dengan senyum hangat dan jabatan tangan erat. Keduanya lalu berbincang sejenak sebelum melanjutkan perjalanan bersama menuju Istana Merdeka.

Kehadiran Presiden Prabowo secara langsung di bandara jelas menunjukkan penghormatan tinggi dan kedekatan personal antar pemimpin. Ini merupakan salah satu bentuk diplomasi simbolik yang memperkuat pesan bahwa Indonesia memandang Malaysia sebagai mitra strategis utama.

Delegasi Malaysia Hadir dengan Misi Serius

PM Anwar Ibrahim tidak datang sendirian. Ia didampingi oleh para menteri penting dalam kabinetnya, yaitu:

  • Dato’ Seri Utama Haji Mohamad bin Haji Hasan (Menteri Luar Negeri),
  • Datuk Seri Utama Tengku Zafrul bin Tengku Abdul Aziz (Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri),
  • Dato’ Seri Diraja Zambry bin Abdul Kadir (Menteri Pendidikan Tinggi),
  • Datuk Ahmad Fahmi bin Mohamed Fadzil (Menteri Komunikasi), dan
  • Datuk Seri Johari bin Abdul Ghani (Menteri Perkebunan dan Komoditas).

Formasi ini menunjukkan bahwa kunjungan ini tak hanya bersifat seremonial, tetapi juga membawa agenda kerja yang serius menyangkut sektor perdagangan, pendidikan, energi, dan komunikasi publik.

Pertemuan Bilateral di Istana Merdeka

Setelah perjalanan dari bandara, Prabowo dan Anwar tiba di Istana Merdeka untuk memulai pertemuan bilateral. Agenda pertemuan ini mencakup evaluasi hubungan kedua negara, tindak lanjut dari KTT ASEAN ke-46 dan KTT ASEAN-GCC, serta persiapan untuk Konsultasi Tahunan ke-13 Indonesia-Malaysia yang dijadwalkan berlangsung tahun ini.

Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, telah mengonfirmasi bahwa pertemuan ini akan menjadi forum penting untuk membahas strategi penguatan hubungan Indonesia dan Malaysia. Dalam pernyataan sebelumnya, ia menyebut bahwa pertemuan ini menjadi respons langsung atas kunjungan Presiden Prabowo ke Malaysia pada Mei 2025.

Fokus Utama: Perdagangan, Pendidikan, dan Perlindungan TKI

Salah satu isu utama dalam pembicaraan bilateral adalah peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi. Malaysia adalah mitra dagang penting bagi Indonesia, terutama di sektor sawit, energi, dan manufaktur.

Selain itu, kerja sama di bidang pendidikan tinggi juga menjadi perhatian. Keduanya sepakat untuk meningkatkan mobilitas akademik dan kolaborasi penelitian antara universitas terkemuka di Indonesia dan Malaysia.

Isu perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia pun turut dibahas. Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya perlindungan hukum, keselamatan kerja, serta hak-hak dasar TKI, terutama mereka yang bekerja di sektor informal.

Isu Kawasan: Laut Cina Selatan, Myanmar, dan Perubahan Iklim

Tak hanya isu bilateral, Prabowo dan Anwar juga membahas perkembangan situasi regional dan global. Laut Cina Selatan tetap menjadi isu sensitif yang memerlukan koordinasi erat antar negara ASEAN. Begitu pula dengan kondisi di Myanmar, di mana konflik internal yang tak kunjung usai menimbulkan krisis kemanusiaan yang meluas.

Keduanya juga menyoroti pentingnya kolaborasi regional untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim dan transisi energi. Malaysia dan Indonesia, sebagai dua negara penghasil sawit terbesar dunia, punya tanggung jawab moral dan strategis dalam menciptakan praktik industri berkelanjutan.

BACA JUGA : Beragam Reaksi Pakar Soal Israel-Iran dan Campur Tangan AS

Sinyal Positif bagi Stabilitas Kawasan

Kunjungan ini mempertegas posisi Indonesia dan Malaysia sebagai dua kekuatan utama di Asia Tenggara. Komitmen kedua pemimpin untuk menjaga stabilitas politik, memperkuat kerja sama ekonomi, serta menghadapi tantangan global secara bersama, menjadi sinyal positif bagi ASEAN secara keseluruhan.

Bagi Indonesia, keberhasilan diplomasi Prabowo dengan Malaysia bisa menjadi contoh pendekatan luar negeri yang konstruktif, aktif, dan berbasis kepentingan nasional. Bagi Malaysia, Anwar Ibrahim menunjukkan peran aktif negaranya dalam dinamika politik kawasan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *