NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » Sekolah Rakyat Akan Segera Dimulai pada Tahun Ajaran Baru

Sekolah Rakyat Akan Segera Dimulai pada Tahun Ajaran Baru

Sekolah Rakyat

Indonesian student showing happy expression when holding nation flag

NarayaPost – Pemerintah Republik Indonesia akan segera mengoperasikan Sekolah Rakyat di tahun ajaran baru mendatang. Mulanya, sekolah rakyat yang hanya berjumlah 100 kini menjadi 200 dengan penambahan 100 Sekolah di berbagai daerah.

“Sekolah Rakyat dirancang oleh Bapak Presiden bertujuan untuk membangun anak-anak agar lebih sehat, lebih mendapatkan pendidikan yang bermutu, lebih aman, lebih terlindung dan lebih sejahtera. Kita memiliki tujuan mulia menciptakan dan membangun anak-anak Indonesia yang lebih sejahtera,” urai Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya di Sekolah Rakyat rintas di Sentra Handayani, Minggu, (29/6/2025).

Saat melakukan peninjauan itu, Seskab Teddy disambut oleh Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf, Wamensos Agus Jabo Priyono serta Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo. Berikut fakta-fakta menarik tentang Sekolah Rakyat yang akan dimulai pada tahun ajaran baru.

BACA JUGA: Indonesia Peringkat 4 Produsen Beras, Petani Semakin Jaya!

Sebagai informasi, SR di Sentra Handayani merupakan satu dari seratus SR (Sekolah Rakyat) rintisan yang direncanakan beroperasi pada 14 Juli 2025. SR rintisan ini akan beroperasi satu tahun, sebelum nantinya dipindah ke 100 SR baru permanen yang akan dibangun September 2025-Juni 2026.

Adapun, 100 SR rintisan menerima 20 ribu siswa dari berbagai jenjang SD hingga SMA. Guru SR yang telah di seleksi mencapai lebih dari 3.000 guru. Ditambah tenaga kependidikan (tendik), totalnya menjadi lebih dari 7.000 guru plus tendik.

200 Sekolah Rakyat Akan Beroperasi

Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono mengumumkan 100 unit tambahan Sekolah Rakyat akan memanfaatkan 112 balai latihan kerja milik Kemenaker serta 45 gedung milik pemda. “Juli ini kita sudah aman 100 dan sekarang sedang kita persiapkan membangun 100 unit tambahan,” jelasnya.

Rencana besar ini menargetkan 200 sekolah untuk menampung 20.000 siswa, dengan 9.755 anak telah terdata sejauh ini. Namun, semua masih bersifat sementera. Gedung permanen, tambah Agus, akan dibangun di atas lahan-lahan milik pemerintah provinsi, kabupaten dan kota dan beroperasi tahun 2026.

“Yang 200 ini, yang daerahnya ada (termasuk) di 200 titik ini, segera mengusulkan lahan. Lahan untuk membangun sekolah permanen yang akan dibangun tahun ini dan kemudian akan dibuka di tahun 2026,” urainya.

Visi besarnya adalah membangun Sekolah Rakyat di seluruh 514 kabupaten/kota Indonesia, agar mampu menampung hingga 500.000 anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Persyaratan lahannya cukup ketat: bukan sengketa, aman dari bencana, dan luasnya memadai untuk fasilitas lengkap mulai dari ruang kelas, asrama, dapur, hingga perpustakaan.

“Sekarang perintah Presiden (ukuran lahan yang diusulkan) 8,2 hektare, yang paling ideal, tapi kalau kemudian (pemda) itu adanya cuma 6 hektare, ya nanti kita sesuaikan,” kata Agus Jabo.

Mensos Tegaskan Sekolah Rakyat untuk Keluarga Tidak Mampu

Di tengah upaya besar membuka akses pendidikan untuk anak-anak miskin, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf menekankan satu hal yang tak bisa ditawar, yakni kejujuran data. “Sekolah Rakyat ini mulai dari data yang benar. Istilah Presiden buat siswa yang benar-benar tidak mampu, bukan yang pura-pura tidak mampu,” urat Gus Ipul, Minggu, (29/6/2025).

Dalam kunjungannya, Gus Ipul juga melakukan dialog langsung dengan para orang tua calon siswa. Ia bahkan memverifikasi data secara langsung dan menemukan kasus data ganda pada seorang calon murid. Temuan itu memperkuat pesannya bahwa program ini harus dimulai dari integritas.

Sekolah Rakyat rintisan di Sentra Handayani akan menerima 75 siswa jenjang SMP, dengan masa orientasi dimulai 14 Juli 2025. Program ini bukan sekadar soal bangku sekolah, tetapi tentang keberpihakan nyata pada mereka yang paling membutuhkan.

Menkomdigi Pastikan Sekolah Rakyat Punya Internet Cepat

Sekolah Rakyat kini tak hanya dibangun dari bata dan semen, tapi juga dari koneksi digital. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid memastikan infrastruktur internet cepat akan hadir di sekolah-sekolah rakyat sebagai bagian dari amanat Perpres.

“Di Perpres kewajiban utamanya adalah pertama memastikan infrastruktur digital. Jadi bahwa Sekolah Rakyat ini juga terkoneksi dengan koneksi internet yang baik dan cepat,” ujarnya saat meninjau BBPPKS Yogyakarta, Sabtu (28/6/2025).

Namun, tidak semua sekolah langsung diberi akses internet tinggi. Meutya menjelaskan, fasilitas ini diprioritaskan di wilayah dengan sinyal rendah. Di BBPPKS Yogyakarta misalnya, Komdigi memasang jaringan 200 Mbps. “Tidak hanya sekolah rakyatnya nanti yang bisa menggunakan aksesnya, tapi juga ekosistem terdekat dari sekolah rakyat itu juga bisa mendapatkan manfaat,” jelasnya.

Sekretaris Jenderal Kemensos, Robben Rico, menambahkan internet menjadi nadi Sekolah Rakyat karena konsepnya adalah smart school. “Kita menggunakan learning management system, sehingga anak-anak ini nanti bisa kemudian juga menjadi anak-anak yang mampu bersaing di bidang digital,” katanya.

Saat ini, pemerintah tengah mengejar pembangunan 100 unit tambahan, menyusul 100 yang sudah lebih dulu dirintis. “Target tahun ajaran 2025-2026 ini ada 200 titik lokasi minimal,” kata Robben. Artinya, 20 ribu anak dari keluarga miskin akan mendapat akses belajar berbasis digital—membuka jendela dunia dari kelas yang terkoneksi.

Pemerintah Ajak Kolaborasi Swasta

Program prioritas Presiden Prabowo bersiap meluncur pada tahun ajaran baru Juli 2025. Lebih dari sekadar sekolah gratis, program ini dirancang sebagai gerakan nasional pengentasan kemiskinan.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendukungnya. “Kalau bisa kita kolaborasikan antara negara dan sektor swasta, sekecil apapun kontribusinya, dampaknya akan luar biasa,” ujarnya, Kamis (26/6/2025).

Dalam audiensi bersama Forum CSR Indonesia dan Yayasan Amanah Bangun Negeri, Agus menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat menyasar anak-anak dari keluarga miskin yang sudah terdata di DTSEN. “Anaknya disekolahkan, orang tua diberdayakan, dan rumahnya kita benahi. Kehidupannya kita perbaiki,” jelasnya.

Masa orientasi siswa tahap pertama akan dimulai 14 Juli 2025, dengan 100 titik awal memanfaatkan aset Kemensos dan menampung 9.755 siswa. Target berikutnya: 100 titik tambahan dan total 20.000 siswa di tahun ini, didukung 2.180 guru dan 4.069 tenaga kependidikan.

BACA JUGA: Menyambut Akhir Pekan di Barat Jakarta

Ketua Umum Forum CSR Indonesia Mahir Bayasut menyambut ajakan itu. “Kami siap mendukung. Forum CSR bisa fasilitasi talkshow hingga kolaborasi konkret,” katanya. Sementara Zuraida Hamdie dari Yayasan Amanah Bangun Negeri juga menegaskan komitmen serupa, khususnya untuk wilayah Kalimantan Selatan.

Bagi Agus, Sekolah Rakyat adalah gerakan kolektif. “Harus bareng-bareng, saling isi. Karena yang kita kejar bukan hanya target, tapi masa depan mereka,” tutupnya.

Kesimpulan: Sekolah untuk Warga Miskin

Sekolah Rakyat merupakan program prioritas Presiden Prabowo yang akan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026. Dengan target awal 200 sekolah di seluruh Indonesia dan kapasitas 20.000 siswa, program ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin secara selektif dan berbasis data. Didesain sebagai smart school dengan dukungan internet cepat, Sekolah Rakyat juga mengajak dunia usaha untuk berkolaborasi melalui skema CSR. Pemerintah menekankan pentingnya integritas, infrastruktur, dan sinergi lintas sektor demi menciptakan masa depan yang lebih sejahtera bagi generasi muda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *