Trump Umumkan AS – Indonesia Sepakati Tarif Dagang 19%

NarayaPost – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa kesepakatan tarif dagang besar telah dicapai antara AS dan RI, termasuk pemangkasan tarif impor produk Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Trump melalui unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social, pada Selasa (15/7/2025).
“Penawaran hebat untuk semua orang, hanya dibuat dengan Indonesia. Saya berurusan langsung dengan Presiden mereka yang sangat dihormati,” tulis Trump dengan penuh optimisme.
BACA JUGA: Tragedi Air India 787 Dreamliner: Boeing Kembali Disorot Usai Dugaan Gagal Sakelar Bahan Bakar
Trump juga menyebut bahwa dirinya telah berbicara langsung dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto untuk merundingkan kesepakatan tersebut.
Namun, ia belum mengungkap detail lengkap dari isi kesepakatan. “Detailnya menyusul!!!” tegas Trump dalam unggahannya.
Sebelumnya, tarif impor produk Indonesia ke AS dikenakan sebesar 32%. Melalui kesepakatan terbaru ini, angka tersebut kini dipangkas menjadi 19%. Meski belum diumumkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia hingga Selasa sore, Trump dalam unggahan lanjutan menyatakan bahwa kesepakatan tersebut telah “diselesaikan”.
Komitmen Pembelian dari Indonesia
Selain menurunkan tarif, kesepakatan ini juga memuat sejumlah komitmen dari pemerintah Indonesia terhadap produk-produk AS. Dalam laporan yang dikutip Rabu (16/7/2025), Indonesia sepakat untuk:
- Tidak mengenakan tarif apapun terhadap produk ekspor dari Amerika Serikat.
- Membeli energi asal AS senilai US$ 15 miliar atau setara Rp 244 triliun (kurs Rp 16.271/US$).
- Mengimpor produk pertanian AS senilai US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 73 triliun.
- Mengakuisisi 50 pesawat Boeing, yang sebagian besar merupakan seri Boeing 777, melalui maskapai nasional Garuda Indonesia.
Trump menegaskan bahwa perjanjian ini tercapai berkat relasi langsungnya dengan Presiden Prabowo. “Saya berbicara dengan presiden mereka yang sangat hebat, sangat populer, sangat kuat, cerdas, dan kami mencapai kesepakatan,” ungkap Trump di Gedung Putih sebelum bertolak ke pertemuan puncak di Pittsburgh.
Tembaga Indonesia Berpeluang Bebas Tarif
Selain komoditas ekspor utama, Trump juga menyebut potensi kerja sama baru di sektor logam, khususnya tembaga. “Indonesia dikenal memiliki tembaga berkualitas tinggi yang akan digunakan AS,” ujar Trump. Hal ini membuka peluang tembaga Indonesia untuk mendapatkan perlakuan tarif istimewa, bahkan mungkin bebas tarif.
Meski nilai ekspor tembaga Indonesia ke AS masih kecil, yakni hanya sekitar US$ 20 juta tahun lalu, jumlah tersebut berpotensi meningkat seiring penguatan kerja sama bilateral. Sebagai perbandingan, Chile dan Kanada masing-masing mengekspor tembaga ke AS senilai US$ 6 miliar dan US$ 4 miliar dalam periode yang sama.
Pentingnya Indonesia dalam Rantai Perdagangan AS
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menambahkan bahwa sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia setuju untuk menghapus tarifnya atas barang-barang AS. “Tidak ada tarif di sana. Mereka membayar tarif di sini,” ujarnya dalam acara Halftime Report di CNBC.
Menurut Departemen Perdagangan AS, RI menjadi salah satu dari 25 mitra dagang utama AS, dengan total nilai perdagangan kedua negara mencapai lebih dari US$ 38 miliar pada tahun 2024. AS mencatat defisit perdagangan sebesar US$ 17,9 miliar dengan tahun lalu.
Kesepakatan ini menandai babak baru dalam hubungan dagang kedua negara, dengan janji keuntungan yang besar bagi kedua belah pihak di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi global.
BACA JUGA: Hashim Djojohadikusumo Sebut Sawit RI Dibutuhkan Eropa
Penutup: Kesepakatan Dagang, Langkah Strategis AS-RI
Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Indonesia yang diumumkan Presiden Donald Trump mencerminkan langkah strategis kedua negara dalam memperkuat hubungan ekonomi bilateral di tengah ketidakpastian global.
Meskipun pemerintah republik belum mengeluarkan pernyataan resmi, sinyal positif dari Presiden Prabowo Subianto menandakan adanya kesiapan untuk menyambut era baru kemitraan dagang. Di sisi lain, pernyataan Trump tentang potensi tembaga di RI menunjukkan adanya peluang baru.
Dengan nilai perdagangan yang telah melampaui US$ 38 miliar dan potensi ekspansi yang besar, kesepakatan ini berpotensi menjadi tonggak penting dalam upaya memperluas pasar ekspor. Kini, publik menanti tindak lanjut konkret dari kedua belah pihak guna merealisasikan peluang yang telah terbuka lebar.