Lansia Korea Selatan Nggak Mau Pensiun, Masih Terus Ingin Bekerja

NarayaPost – Keinginan lansia di Korea Selatan untuk tetap bekerja terbilang tinggi. Seiring bertambahnya usia, banyak di antara mereka berharap masa pensiun bisa diperpanjang hingga usia 80 tahun.
Saat ini, batas usia pensiun resmi pekerja di negara tersebut adalah 60 tahun. Meski sebagian memilih pensiun dini dari pekerjaan utama, banyak yang tetap melanjutkan aktivitas kerja setelahnya.
Dilansir dari The Korea Herald, Sabtu (9/8/2025), Badan Pusat Statistik Korea Selatan melaporkan hasil survei yang menunjukkan 70% responden berusia 55 hingga 79 tahun masih ingin bekerja.
BACA JUGA: Komunitas Roblox Ingin Pemerintah Buat Regulasi, Bukan Melarang
Lansia Korea Selatan Harap Batas Usia Pensiun Naik!
Mereka juga berharap batas usia pensiun dinaikkan sesuai pertambahan usia agar dirinya bisa bekerja dengan tambahan usia yang dimiliki. Sebagai contoh, responden berusia 55–59 tahun rata-rata menginginkan pensiun di usia 69,7 tahun.
Pada kelompok usia 60–64 tahun, harapannya meningkat menjadi 71,9 tahun, sementara mereka yang berusia awal 70-an ingin pensiun di rentang 78,6–82,3 tahun. Alasan utama para lansia untuk terus bekerja adalah faktor ekonomi.
Mayoritas, yakni 54,4%, menyebutkan kebutuhan penghasilan untuk biaya hidup, sedangkan 36,1% bekerja karena memang menyukai aktivitas tersebut. Lansia Korea Selatan dapat dikatakan masih ingin bekerja di usia yang tak lagi muda.
Jumlah Lansia Bekerja Capai Rekor Tertinggi
Sampai pada Mei tahun ini, jumlah lansia berusia 55–79 tahun yang bekerja atau aktif mencari pekerjaan mencapai rekor tertinggi, yakni 10,01 juta orang, naik 328.000 dibanding tahun lalu. Ini menjadi angka terbesar sejak 2005, saat Badan Pusat Statistik Korea mulai mendata jumlah lansia yang bekerja.
Apa Bedanya dengan Lansia Indonesia?
Lansia di Korea Selatan dan Indonesia memiliki kesamaan dalam hal keinginan untuk tetap aktif di usia lanjut, namun kondisi dan latar belakangnya berbeda cukup signifikan.
Di Korea Selatan, usia pensiun resmi ditetapkan pada 60 tahun, tetapi banyak lansia berharap masa pensiun dapat diperpanjang hingga usia 80 tahun. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik Korea Selatan, sekitar 70% lansia berusia 55–79 tahun menyatakan masih ingin bekerja.
Mereka melanjutkan aktivitas kerja baik karena faktor ekonomi maupun karena menyukai rutinitas tersebut. Banyak dari mereka bekerja di sektor jasa, industri ringan, atau pekerjaan paruh waktu, bahkan setelah melewati masa pensiun resmi.
Usia Pensiun Indonesia Bervariasi
Di Indonesia, usia pensiun formal bervariasi, dengan PNS pensiun pada usia 58–65 tahun tergantung jabatan, sementara sektor swasta tidak memiliki aturan yang seragam.
Meskipun demikian, banyak lansia tetap bekerja, terutama di sektor informal seperti pertanian, perdagangan kecil, atau jasa. Motivasi utama lansia Indonesia untuk bekerja sebagian besar terkait kebutuhan ekonomi.
Pensiun umumnya hanya dinikmati oleh mantan PNS atau pekerja BUMN, sedangkan lansia di sektor informal lebih mengandalkan penghasilan harian atau dukungan keluarga.
Lansia Korea Selatan Memiliki Perlindungan Khusus
Perbedaan lainnya terlihat pada perlindungan sosial. Korea Selatan memiliki National Pension Scheme dan program kerja khusus untuk lansia, walaupun manfaatnya tidak selalu maksimal karena keterbatasan masa iuran.
Sementara itu, Indonesia mengandalkan program bantuan sosial seperti PKH Lansia, bantuan sembako, dan panti sosial, namun cakupannya terbatas. Dari sisi kesehatan, lansia Korea Selatan memiliki harapan hidup lebih tinggi, sekitar 83 tahun.
Di Indonesia, harapan hidup berada di kisaran 73 tahun, dan tantangan terbesar adalah meningkatnya penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes, ditambah akses kesehatan yang belum merata di wilayah terpencil.
Indonesia Punya Budaya Gotong Royong
Dalam kehidupan sosial, lansia di Korea Selatan masih mendapat penghormatan secara budaya berkat nilai-nilai Confucian, namun semakin banyak yang tinggal sendiri karena anak-anak memilih hidup terpisah.
BACA JUGA: Ridwan Kamil Beri Pernyataan Usai Hadir Tes DNA Kasus dengan Lisa Mariana
Hal ini memicu masalah kesepian yang cukup serius. Di Indonesia, budaya gotong royong dan tinggal bersama keluarga besar masih kuat, terutama di pedesaan, sehingga lansia cenderung mendapat dukungan dari anak-anaknya.
Meski begitu, tren keluarga inti di perkotaan mulai membuat sebagian lansia hidup sendirian. Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bahwa meskipun kedua negara menghadapi fenomena penuaan penduduk, strategi kebijakan dan tantangan yang dihadapi lansia memiliki karakter yang berbeda.
Menyongsong Usia Senja: Jalan Berbeda, Tantangan yang Sama
Baik di Korea Selatan maupun Indonesia, lansia menghadapi tantangan serupa dalam mempertahankan kesejahteraan di usia senja, meski jalur yang ditempuh berbeda. Perbedaan budaya, sistem pensiun, dan dukungan sosial membentuk pola hidup yang unik di masing-masing negara.