Bahaya Cs-137 di Udang Beku Asal RI: Fakta dan Penjelasan

Narayapost – Bahaya Cs-137 di Udang Beku Asal RI. Publik digemparkan dengan temuan kontaminasi zat radioaktif cesium-137 (Cs-137) pada produk udang beku asal Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat. Produk tersebut dipasok oleh PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods). Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) langsung mengambil langkah tegas dengan merekomendasikan agar produk tersebut ditarik dari pasaran.
Kasus ini memunculkan sejumlah pertanyaan penting: apa sebenarnya Cs-137, bagaimana zat ini bisa masuk ke dalam rantai pangan, dan apa dampaknya terhadap kesehatan manusia?
BACA JUGA : Bawang Putih Bisa Turunkan Gula Darah-Kolesterol, Benarkah?
Apa Itu Cs-137?
Cesium-137 (Cs-137) adalah isotop radioaktif yang dihasilkan dari proses fisi nuklir, baik di reaktor maupun uji coba senjata nuklir. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Cs-137 banyak digunakan dalam bidang medis dan industri, seperti untuk terapi kanker, sterilisasi alat kesehatan, hingga alat ukur ketebalan material.
Namun, Cs-137 juga terkenal sebagai salah satu kontaminan utama dalam kecelakaan nuklir, termasuk tragedi Chernobyl (1986) dan Fukushima (2011). Sifatnya yang memancarkan radiasi beta dan gamma membuat zat ini sangat berbahaya jika terakumulasi dalam tubuh.
Bahaya Cs-137 bagi Kesehatan
Paparan Cs-137 dapat terjadi secara eksternal maupun internal.
- Paparan eksternal: Jika seseorang berada di dekat sumber Cs-137 dalam waktu lama, radiasi gamma yang dipancarkan dapat menembus tubuh dan menyebabkan luka bakar radiasi, sindrom radiasi akut, bahkan kematian pada dosis tinggi.
- Paparan internal: Jika Cs-137 masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, atau udara yang tercemar, zat ini akan terdistribusi di jaringan lunak, terutama otot. Radiasi beta dan gamma yang dilepaskan dapat merusak sel dan meningkatkan risiko kanker.
WHO menyebut bahwa paparan berulang dalam dosis kecil tetap berisiko jangka panjang, terutama bila terjadi bioakumulasi pada manusia maupun hewan.
Bagaimana Cs-137 Bisa Masuk ke Udang Beku?
Investigasi BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) mengungkap bahwa sumber kontaminasi Cs-137 bukan berasal dari laut, melainkan dari lingkungan sekitar pabrik PT BMS di Indonesia.
Tim monitoring menemukan adanya paparan radiasi signifikan di area penampungan besi bekas yang lokasinya berdekatan dengan pabrik. Diduga, material logam bekas mengandung Cs-137 yang berasal dari aktivitas peleburan baja di kawasan tersebut. Zat radioaktif tersebut kemungkinan besar masuk ke area produksi dan mencemari produk udang beku.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyebut indikasi kuat bahwa kontaminasi berawal dari industri peleburan besi dan baja. Saat ini, pemerintah tengah melakukan investigasi lanjutan dan langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Dampak Terhadap Ekspor Indonesia
Bahaya Cs-137 di Udang Beku Asal RI. Kasus ini berpotensi menurunkan kepercayaan pasar internasional terhadap produk perikanan Indonesia. Amerika Serikat merupakan salah satu tujuan utama ekspor udang beku RI. Bila isu kontaminasi radioaktif ini tidak ditangani serius, reputasi Indonesia sebagai eksportir seafood bisa terganggu.
Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama BAPETEN dan Kementerian Lingkungan Hidup telah mengintensifkan pengawasan di lapangan. Pemerintah juga berkomitmen memastikan keamanan pangan ekspor sesuai standar internasional.
Respons Pemerintah
Beberapa langkah yang kini dilakukan antara lain:
- Monitoring radiasi di area pabrik dan sekitarnya untuk memastikan tidak ada kontaminasi berlanjut.
- Penyitaan material logam yang terkontaminasi Cs-137 agar tidak masuk kembali ke rantai industri.
- Koordinasi antar kementerian guna mengawasi pabrik peleburan logam dan perikanan di sekitar lokasi.
- Komunikasi publik untuk memberikan penjelasan transparan kepada masyarakat agar tidak terjadi kepanikan berlebihan.
Apa yang Harus Dilakukan Masyarakat?
FDA dan pemerintah Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi produk udang beku dari PT BMS yang diekspor ke AS sampai ada kejelasan. Meski begitu, produk perikanan Indonesia secara umum tetap aman karena kontaminasi ini bersifat lokal pada satu perusahaan.
Masyarakat juga diharapkan memahami bahwa paparan Cs-137 tidak bisa dideteksi dengan indera manusia. Zat ini tidak memiliki rasa, bau, atau warna. Oleh karena itu, deteksi hanya bisa dilakukan melalui alat ukur radiasi.
BACA JUGA : Nasib Anggota Brimob yang Tabrak Affan hingga Tewas, Dua Anggota Terancam Dipecat!
Kesimpulan
Kasus ditemukannya Cs-137 dalam udang beku asal Indonesia menjadi alarm penting bagi sistem keamanan pangan nasional. Kontaminasi radioaktif bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga menyangkut reputasi ekspor Indonesia di mata dunia.
Dengan langkah cepat dari BAPETEN, Kementerian Lingkungan Hidup, dan KKP, diharapkan masalah ini dapat segera tertangani. Yang paling penting, sistem pengawasan harus diperkuat agar industri makanan tidak terpapar bahaya radioaktif di masa mendatang.