Apple Ditekan untuk Bangkit di Era AI

NarayaPost — Di era perkembangan teknologi yang makin mutakhir, Apple ditekan untuk bangkit di era AI (Artificial Intelligent) atau kecerdasan buatan. Hal ini terjadi setelah perusahaan raksasa teknologi tersebut belum memenuhi janji untuk menyematkan kecerdasan buatan generatif (GenAI) pada iPhone, di saat para pesaing sudah melaju lebih dulu.
Mengutip India Times, Apple dijadwalkan akan mengungkap rencana terbarunya untuk perangkat andalan dan sistem operasi dalam ajang tahunan Worldwide Developers Conference (WWDC) yang dimulai Senin ini di Silicon Valley.
BACA JUGA: Microsoft Kembali Lakukan PHK, Lebih dari 300 Pegawai Terdampak
Acara ini digelar setahun setelah Apple mengumumkan fitur-fitur AI yang mereka sebut “Apple Intelligence,” termasuk peningkatan untuk Siri, asisten suara yang selama ini banyak menuai kritik. Namun, menurut analis senior Emarketer, Gadjo Sevilla, janji tersebut belum terpenuhi.
“Apple sempat mempromosikan berbagai fitur baru seolah-olah akan segera hadir, tapi kenyataannya tidak demikian.” ungkapnya. Pembaruan Siri, alih-alih diluncurkan, justru ditunda dan diharapkan akan hadir bersamaan dengan rilis iPhone generasi terbaru pada musim gugur nanti.
“Saya rasa WWDC kali ini tidak akan dipenuhi euforia, tapi bisa jadi ini momen bagi Apple untuk mengembalikan kepercayaan dengan menunjukkan arah yang mereka ambil ke depan.” tambahnya.
Banyak pelaku industri menanti apakah Apple akan secara terbuka membahas keterlambatannya dalam AI, atau justru memilih fokus pada pengumuman lain yang lebih sederhana, seperti pembaruan sistem operasi untuk berbagai perangkatnya.
Rumor juga beredar bahwa Apple mungkin akan memperluas kemitraan GenAI, termasuk kemungkinan bekerja sama dengan Google atau Perplexity, di samping kolaborasi mereka dengan OpenAI yang diumumkan tahun lalu.
Tantangan bagi Apple semakin bertambah dengan fakta bahwa desainer legendaris Jony Ive, yang merupakan otak di balik desain iPhone, kini bekerja sama dengan OpenAI (pembuat ChatGPT) untuk menciptakan perangkat baru yang mungkin akan bersaing langsung dengan iPhone dalam hal pengalaman AI.
“Ini menempatkan Apple dalam posisi bertahan. Desainer utama produk mereka yang paling sukses justru sedang mengembangkan sesuatu yang bisa lebih unggul dari iPhone.” ungkap Sevilla.
Meskipun WWDC biasanya fokus pada software, para analis memperkirakan Apple mungkin saja memperkenalkan perangkat keras baru sebagai sinyal bahwa mereka masih terus berinovasi.
Di luar isu teknologi, Apple juga masih harus menghadapi persoalan tarif dagang yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump dalam perang dagangnya dengan Tiongkok. Seperti yang diketahui, Tiongkok merupakan pasar utama bagi pertumbuhan penjualan, sekaligus tempat di mana sebagian besar iPhone diproduksi.
Trump bahkan sempat mengancam akan mengenakan tarif tambahan jika Apple tidak memindahkan produksi iPhone ke AS, namun para analis menilai hal ini tidak realistis.
“Gagasan untuk membuat iPhone di Amerika hanyalah mimpi. Untuk mewujudkannya, kita harus mengubah seluruh tatanan ekonomi global,” jelas Sevilla.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Apple masih memiliki satu kekuatan besar: loyalitas penggemarnya. Menurut Milanesi, para pengguna Apple cenderung tetap setia, meskipun perusahaan ini membutuhkan waktu lebih lama untuk menyempurnakan fitur-fitur AI mereka.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, para pelaku industri akan mencermati apakah Apple akan menanggapi kegagalannya di bidang AI atau justru memilih fokus pada pengumuman lain yang lebih sederhana, termasuk kabar soal pembaruan besar sistem operasi untuk lini perangkatnya.
BACA JUGA: Izin Tambang di Raja Ampat Jadi Sorotan, Komisi XII DPR RI Desak Pencabutan
“Intinya, Apple tampaknya meremehkan pergeseran menuju AI, kemudian memberikan janji berlebihan, dan kini tengah berpacu untuk mengejar ketertinggalan,” tulis Gene Munster dan Brian Baker dari Deepwater Asset Management dalam catatan pratinjau WWDC mereka.
Menilik berbagai tantangan yang dihadapi, mulai dari keterlambatan AI, hubungan dengan pengembang, hingga dinamika pasar global, masa depan Apple kini dipertaruhkan. Namun, dengan loyalitas penggemar yang tak tergoyahkan, akankah Apple berhasil membuktikan bahwa mereka masih memegang kendali inovasi dan kembali ke puncak persaingan?