Bahaya Duduk di Toilet Sembari Bermain HP, Ini Dampaknya

NarayaPost – Di era modern, ponsel (HP) sudah menjadi barang yang hampir tidak pernah lepas dari genggaman, bahkan ketika seseorang berada di kamar mandi untuk buang air besar (BAB). Banyak orang yang terbiasa tetap membuka media sosial atau membaca berita saat duduk di toilet. Ternyata, ini bahaya duduk di toilet sambil bermain HP.
Namun, kebiasaan ini ternyata menyimpan risiko kesehatan yang cukup serius. Dr. Joseph Salhab, seorang gastroenterologis di Amerika Serikat, menegaskan bahwa “duduk terlalu lama saat di toilet meningkatkan risiko wasir, yang bisa terasa nyeri dan berdarah.” Hal ini terjadi karena posisi duduk berkepanjangan memberi tekanan ekstra pada pembuluh darah di sekitar rektum, sehingga memicu pembengkakan atau ambeien.
Fenomena ini bukan sekadar pendapat individual. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Gastroenterology menemukan adanya hubungan linear yang kuat antara lamanya duduk di toilet dengan tingkat keparahan wasir (R² = 0,95).
BACA JUGA: Tiga Aktor Kasus Pembunuhan Kacab Bank di Solo Telah Ditangkap
Bahaya Duduk di Toilet Sebabkan Keluhan Pencernaan
Studi lain juga menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan waktu lebih dari 10 menit di toilet berisiko lebih tinggi mengalami keluhan pencernaan, kelemahan otot panggul, bahkan rectal prolapse atau keluarnya sebagian rektum melalui anus. Kebiasaan scrolling HP sambil BAB bukan hanya memperlama proses, tetapi juga memperbesar risiko gangguan kesehatan.
Selain itu, membawa HP ke kamar mandi juga menambah bahaya lain: kontaminasi bakteri. Studi dari London School of Hygiene & Tropical Medicine menemukan bahwa ponsel yang sering dibawa ke toilet berpotensi terpapar bakteri E. coli dan kuman lain dari feses. Artinya, setelah selesai BAB, bakteri bisa menempel di layar ponsel dan berpindah ke tangan atau mulut, sehingga meningkatkan risiko infeksi saluran pencernaan.
Untuk mencegah risiko tersebut, para ahli menyarankan agar durasi BAB di toilet tidak lebih dari lima menit. Dr. Ellie Chen dari UCLA mengatakan, “I usually tell my patients five minutes, tops (saya bisa memberitahu pasien saya paling lama 5 menit).” Senada, Dr. David Westrich menegaskan bahwa membaca atau bermain HP hanya memperlama waktu duduk sehingga menambah tekanan pada pembuluh darah di anus.
Duduk Lama di Toilet Sebaiknya Dihindari
Meski ada dokter yang memberi toleransi hingga 10–15 menit, seperti Dr. Schwarzbaum, mayoritas praktisi kesehatan setuju bahwa duduk lama di toilet sebaiknya dihindari.
Langkah Cegah Resiko Bahaya Duduk di Toilet Cukup Lama
Ada beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko. Pertama, jangan memaksakan diri duduk lama jika BAB tidak segera keluar; lebih baik bangun dan mencoba kembali beberapa saat kemudian.
Kedua, perbanyak konsumsi makanan berserat seperti kiwi, buah naga, apel, pir, dan buah tin serta pastikan minum air yang cukup untuk membantu melunakkan tinja.
Ketiga, gunakan bangku pijakan kaki saat duduk di toilet agar posisi tubuh lebih ergonomis. Pijakan ini membantu meluruskan sudut rektum sehingga proses BAB lebih lancar tanpa harus mengejan berlebihan.
BACA JUGA: Kubu RK Nilai Pernyataan Lisa Mariana Terima Dana Korupsi Gosip Murah
Keempat, biasakan meninggalkan ponsel di luar kamar mandi agar fokus sepenuhnya pada proses pencernaan, bukan hiburan.
Meskipun sudah menjaga pola makan dan durasi BAB tetap mengalami gejala seperti nyeri, pendarahan, atau benjolan di sekitar anus, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Penanganan wasir dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti krim atau mandi air hangat, hingga prosedur medis minimal invasif.
Dampak Jangka Panjang Membawa HP ke Toilet
Singkatnya, kebiasaan membawa HP ke toilet memang terlihat sepele, tetapi dampaknya bisa berbahaya. Dengan mengurangi waktu duduk di toilet, memperbanyak serat, menjaga kebersihan, serta menghindari gangguan dari ponsel, kesehatan sistem pencernaan bisa lebih terjaga. Pada akhirnya, disiplin menjaga pola BAB bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga kunci untuk mencegah penyakit jangka panjang.