Bank Dunia Salurkan Rp 34 Triliun ke Indonesia, Ini Rinciannya untuk Energi Bersih dan Reformasi Ekonomi

NarayaPost – Bank Dunia salurkan Rp 34 triliun ke Indonesia. Indonesia kembali mendapatkan suntikan pendanaan strategis dari Bank Dunia. Total dukungan ini mencapai sekitar Rp 34,62 triliun, yang akan diarahkan untuk mendorong reformasi ekonomi, memperkuat sektor keuangan, serta mempercepat transisi energi bersih. Paket pembiayaan tersebut merupakan langkah penting dalam mendukung Indonesia menuju pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Bank Dunia, melalui pernyataan resminya pada Selasa (17/6/2025), menjelaskan bahwa Bank Dunia salurkan Rp 34 triliun ke Indonesia adalah paket pembiayaan terdiri atas dua bagian utama. Pertama, pinjaman untuk reformasi kebijakan. Kedua, pembiayaan untuk proyek elektrifikasi energi bersih.
BACA JUGA : WhatsApp Resmi Tampilkan Iklan, Privasi Pengguna Tetap Diutamakan
Dukungan untuk Reformasi Ekonomi dan Investasi Produktif
Sebesar US$ 1,5 miliar atau setara Rp 24,4 triliun disalurkan melalui skema Indonesia Productive and Sustainable Investment Development Policy Loan. Tujuannya adalah untuk memperkuat sektor keuangan, memperluas layanan digital, memperbaiki infrastruktur kredit, dan mengembangkan pasar modal nasional.
Selain itu, dana ini juga mendukung berbagai langkah konkret untuk mengurangi risiko akibat perubahan iklim dan bencana alam. Salah satu kebijakan penting yang didukung adalah penyederhanaan pengadaan teknologi energi terbarukan dengan memangkas persyaratan konten lokal. Kebijakan ini diharapkan bisa mempercepat adopsi energi bersih di tanah air.
Tak hanya itu, program ini juga memfasilitasi penerapan land value capture—mekanisme yang memungkinkan pemerintah menarik investasi swasta dalam pembangunan infrastruktur, termasuk transportasi dan kawasan industri yang ramah lingkungan.
Akses Listrik dan Energi Bersih untuk 3,5 Juta Warga
Bagian kedua dari paket pembiayaan adalah program Sustainable Least-Cost Electrification-2 (ISLE-2), dengan nilai dukungan mencapai US$ 628 juta atau sekitar Rp 10,2 triliun. Tujuannya ialah memperluas akses listrik kepada lebih dari 3,5 juta masyarakat di wilayah Kalimantan dan Sumatra.
Program ini juga mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan angin dengan total kapasitas 540 megawatt (MW). Dengan langkah ini, biaya pembangkitan listrik nasional diharapkan turun hingga 8%, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 10% di kawasan tersebut.
Skema pendanaan ISLE-2 terbilang inovatif. Selain pinjaman dari Bank Dunia, terdapat hibah dari berbagai mitra internasional, termasuk Kerajaan Inggris dan Green Climate Fund, sebagai bagian dari program mitigasi risiko investasi energi terbarukan.
Skema Pinjaman Bertahap yang Lebih Menguntungkan
Program ini sekaligus menjadi uji coba untuk skema baru Bank Dunia, yaitu produk dukungan keuangan bertahap (step-up loan product). Skema ini memberikan keuntungan bagi Indonesia berupa suku bunga rendah selama sembilan tahun awal pelaksanaan proyek. Dengan struktur ini, pemerintah dapat menarik investasi swasta secara lebih masif untuk pembangunan energi dan infrastruktur.
Langkah ini sejalan dengan upaya Bank Dunia untuk mendorong terciptanya jaringan energi nasional dan regional yang tangguh dan saling terhubung.
Komitmen Terhadap Pembangunan Berkelanjutan
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V Ferro, menegaskan bahwa dukungan pembiayaan ini adalah bagian dari komitmen global untuk membantu Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan memperluas akses terhadap energi bersih.
“Reformasi dan investasi yang kami dukung ini menjadi bukti nyata kemitraan kami dengan Indonesia dalam mendukung pembangunan ekonomi yang produktif sekaligus berkelanjutan,” ujar Manuela.
BACA JUGA : Syarat Bebas Visa Transit di China bagi Warga Indonesia
Dampak Positif Bagi Masyarakat dan Lingkungan
Paket pembiayaan ini diharapkan membawa berbagai manfaat, mulai dari penciptaan lapangan kerja baru di sektor energi bersih dan infrastruktur, hingga peningkatan kualitas hidup jutaan masyarakat yang sebelumnya belum menikmati akses listrik.
Lebih jauh, pengembangan pembangkit tenaga surya dan angin ini juga mendukung target nasional dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, serta mempercepat transisi energi fosil ke energi terbarukan.