BGN Latih 10.000 Relawan Demi Cegah Kasus Keracunan MBG

NarayaPost- BGN Latih 10.000 Relawan sebagai langkah cepat untuk memperbaiki pengawasan makanan program MBG pasca rentetan kasus keracunan yang mencoreng citra program.
BGN Latih 10.000 Relawan sebagai Respons Atas Insiden MBG
Inisiatif merupakan respons cepat dari Badan Gizi Nasional (BGN) menyikapi insiden keracunan massal akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Sejak awal 2025, berbagai kasus keracunan dilaporkan terjadi di Cianjur, Batang, Pandeglang, hingga Bombana. Ratusan siswa jatuh sakit dengan gejala mual, muntah, dan diare setelah menyantap menu MBG.
Di Cianjur, kasus ini bahkan telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Investigasi mengungkap penggunaan alat makan tak steril, distribusi makanan tanpa pendingin, serta dapur yang tidak memenuhi standar sanitasi.
BGN Latih 10.000 Relawan Lewat Program SPPG
BGN Latih 10.000 Relawan melalui skema pelatihan Satuan Penggerak Pangan Gizi (SPPG) yang dilaksanakan di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat. Hingga April 2025, lebih dari 10.300 relawan telah mendapatkan pelatihan dasar terkait:
- Keamanan pangan dan pengolahan makanan massal.
- Prosedur distribusi yang memenuhi standar kesehatan.
- Praktik sanitasi dapur dan alat makan.
Pelatihan ini digagas bersama BBPOM, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan, sebagai bagian dari upaya reformasi operasional MBG. Kepala BGN menegaskan target utama dari pelatihan ini adalah “zero accident” — tidak ada lagi kejadian keracunan.
Apakah Pelatihan Relawan Saja Sudah Cukup?
Meski langkah ini patut diapresiasi, publik tetap menuntut solusi yang lebih menyeluruh. Masalah dalam program MBG bukan sekadar minimnya tenaga pengawasan, melainkan:
- Kualitas bahan makanan dari vendor yang belum transparan.
- Rantai distribusi yang tidak higienis.
- Tidak adanya audit independen atas dapur penyedia.
Jika pelatihan hanya jadi respons jangka pendek tanpa perombakan sistemik, maka langkah ini berpotensi menjadi kosmetik semata. Masyarakat membutuhkan jaminan bahwa makanan untuk anak-anak mereka bukan sekadar bergizi — tapi juga benar-benar aman.
Kesimpulan: Pelatihan Harus Diikuti Reformasi Sistem
BGN Latih 10.000 Relawan adalah langkah awal yang baik, tetapi tidak boleh berhenti di pelatihan semata. Reformasi menyeluruh, transparansi vendor, pengawasan berlapis, dan keterlibatan publik harus menyertai agar program MBG bisa berjalan sesuai cita-cita.
Program yang melibatkan anak-anak tidak boleh ceroboh. Rakyat tak hanya butuh makan gratis, tetapi makan yang selamat, layak, dan menjamin masa depan sehat generasi berikutnya.