Diculik Geng Bersenjata, Wali Kota di Honduras Tewas

NarayaPost – Wali Kota San Isidro, Francisco Martinez menjadi korban penculikan oleh kelompok kriminal Honduras. Diduga, ia diculik dan dibunuh oleh geng tersebut. Martinez diculik orang-orang bersenjata saat berada di Kota Siguatepeque pada Rabu, (9/7/2025) malam.
Dugaan muncul, dirinya dipaksa keluar dari kendaraannya. Keesokan hari, Kamis, (10/7/2025), polisi memberikan konfirmasi bahwa wali kota yang berusia 49 tahun itu ditemukan meninggal dunia di dekat lapangan sepak bola. Ada sejumlah luka tembak saat jenazah ditemukan.
Juru Bicara Polisi Selidiki Kasus Kematian Wali Kota
Dilansir AFP, juru bicara polisi Miguel Martinez mengatakan motif pembunuhan ini masih dalam penyelidikan. Sebab, ada kemungkinan terkait dengan balas dendam karena masalah hukum masa lalunya yang masih dalam penyelidikan polisi.
BACA JUGA: Riza Chalid Jadi Tersangka Usai Lakukan Praktik Korupsi
Kronologi Kematian Wali Kota
Menurut polisi, ia telah diculik beberapa jam sebelumnya oleh orang-orang bersenjata yang menyerbu ke sebuah kamar motel tempat ia menginap bersama seorang perempuan. Para penyerang menyeret wali kota keluar ruangan tanpa busana dan menembaknya di dekat lokasi kejadian.
Beberapa perangkat seluler juga ditemukan di tempat kejadian, serta ada perempuan yang kala itu bersamanya, turut ditahan untuk diinterogasi. Sementara, seorang sepupu Wali Kota, berbicara kepada media bahwa keluarganya tidak mengetahui perihal ancaman tersebut.
“Kami tidak mengerti apa yang terjadi atau mengapa dia dibunuh,” urainya dilansir BNONews.
Honduras Terus Berjuang Lawan Kriminalitas
Sebagai informasi, Honduras merupakan salah satu negara dengan tingkat kekerasan tertinggi di Amerika Latin, terutama karena perdagangan narkoba dan aktivitas geng. Disana, pejabat publik sering menjadi sasaran, terutama di daerah pedesaan tempat kejahatan terorganisir dan persaingan politik.
Kasus Kriminal Terhadap Wali Kota Pernah Terjadi
Kasus pembunuhan terhadap Wali Kota San Isidro bukanlah yang pertama kali menimpa pejabat daerah di Honduras.
Pada tahun 2016, Wali Kota El Negrito, Delvin Leonardo Salgado Fuentes menjadi sorotan setelah ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam dua kasus pembunuhan dan dugaan asosiasi dengan kelompok kriminal bersenjata.
Penangkapannya dilakukan dalam operasi nasional bertajuk “Operación Olomán II”, sebagai bagian dari upaya pemberantasan jaringan kekerasan di kalangan pejabat publik.
Kala itu, ia dituduh memimpin kelompok yang menjalankan aksi kekerasan terselubung atau “pembersihan sosial”, bahkan dikaitkan dengan pembunuhan seorang polisi yang mencoba menyita senjata mereka.
Wali Kota membantah tuduhan tersebut dengan menyatakan dirinya tidak bersalah. Namun, kasus ini hanyalah satu dari banyak peristiwa yang mengindikasikan adanya keterlibatan pejabat daerah dalam kejahatan ter-organisir.
Fenomena ini mencerminkan adanya kompleksitas kekuasaan lokal yang kerap disusupi oleh kelompok kriminal, serta lemahnya kontrol hukum yang menyebabkan pejabat publik tidak hanya menjadi korban, tetapi juga pelaku kekerasan.
BACA JUGA: Makan Durian dan Minum Alkohol: Apakah Kombinasinya Mematikan? Ini Penjelasannya
Sejak pertengahan 2010-an, puluhan wali kota di Honduras terutama di wilayah pedesaan telah ditangkap atau dibunuh karena dugaan keterlibatan dalam jaringan narkotika, geng bersenjata, hingga pembunuhan.
Penutup: Kekerasan Terhadap Pejabat Publik Masih Menghantui Honduras
Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Francisco Martinez, kembali menyoroti tingginya tingkat kekerasan di Honduras. Martinez ditemukan tewas tertembak setelah diculik oleh kelompok bersenjata.
Motif pembunuhan masih dalam penyelidikan, namun diduga berkaitan dengan persoalan hukum masa lalunya. Tragedi ini mencerminkan situasi rawan yang kerap dihadapi pejabat publik di negara tersebut, di tengah maraknya aktivitas geng dan konflik politik di wilayah pedesaan Honduras.