NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » Harga Emas Antam Anjlok, Ini Penyebabnya

Harga Emas Antam Anjlok, Ini Penyebabnya

emas-antam

NarayaPost– Harga emas Logam Mulia Antam 24 Karat hari ini, Selasa (13/5/2025) turun tajam sebesar Rp 21.000 sehingga berada di harga Rp 1.884.000 per gram.

Mengutip dari situs resmi Logam Mulia Antam, satuan harga emas hari ini yang terkecil ukuran 0,5 gram berada di angka Rp 992.000. Sementara harga emas 10 gram dijual dengan harga Rp 18.335.000 dan ukuran emas terbesar yakni 1.000 gram (1 kg) dibanderol Rp 1.824.600.000.

Berdasarkan pantauan selama satu pekan terakhir, pergerakan harga emas Antam terlihat berada di rentang Rp 1.884.000-1.928.000/gram. Sedangkan dalam sebulan terakhir, harga emas justru turun, dibandingkan dengan nilai terendahnya pada periode satu bulan terakhir di Rp 1.896.000 per gram.

BACA JUGA : Buruh Panasonic di RI Terancam PHK, Ini Penjelasannya

Untuk buyback harga emas Antam hari ini terpantau juga ikut mengalami penurunan sebesar Rp 22.000 per gram dan berada level Rp 1.732.000 per gram. Harga buyback adalah jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017, pembelian emas batangan akan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9%. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah sebesar 0,45%, harus menyertakan NPWP untuk transaksinya.

Berikut rincian Harga Emas Antam Hari Ini 1 Gram hingga 1.000 Gram, Selasa 13 Mei 2025

Harga emas 0,5 gram: Rp 992.000
Harga emas 1 gram: Rp 1.884.000
Harga emas 2 gram Rp 3.708.000
Harga emas 3 gram Rp 5.537.000
Harga emas 5 gram: Rp 9.195.000
Harga emas 10 gram: Rp 18.335.000
Harga emas 25 gram: Rp 45.712.000
Harga emas 50 gram: Rp 91.345.000
Harga emas 100 gram: Rp 182.612.000
Harga emas 250 gram: Rp 456.265.000
Harga emas 500 gram: Rp 912.320.000
Harga emas 1.000 gram: Rp 1.825.600.000

Demikian rincian harga emas Antam hari ini dari 1 gram hingga 1.000 gram, Selasa (13/5/2025).

Analisa Penyebab Turunnya Harga Emas Antam

Sentimen pasar yang membaik setelah tercapainya kesepakatan perdagangan sementara antara Amerika Serikat dan China menjadi salah satu faktor utama yang menekan harga logam mulia ini.

Mengutip analisis dari Andy Nugraha, Dupoin Futures Indonesia, Selasa (13/5/2025), kecenderungan tren emas saat ini masih berada dalam tekanan bearish atau situasi di pasar keuangan dimana harga suatu aset cenderung turun karena tekanan jual yang lebih besar dibandingkan tekanan beli.

Andy mengatakan bahwa pola candlestick yang terbentuk pada grafik harian, dikombinasikan dengan indikator Moving Average, menunjukkan arah penurunan yang cukup kuat. Jika tekanan jual berlanjut, maka XAU/USD berpotensi menguji level support berikutnya di sekitar US$ 3.206.

Namun, apabila terjadi pantulan teknikal atau sentimen mendadak berubah, maka rebound ke atas masih mungkin terjadi dengan target kenaikan ke area $3.279. “Saat ini pasar sedang berada dalam fase ketidakpastian menjelang rilis data inflasi AS. Jadi, potensi volatilitas dalam jangka pendek masih cukup tinggi,” jelas Andy.

Dari sisi fundamental, tekanan terhadap harga emas juga diperkuat oleh menguatnya dolar AS dan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Kombinasi keduanya menjadi beban ganda bagi logam mulia, yang tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi.

Penguatan dolar terjadi seiring meningkatnya optimisme pasar setelah AS dan China sepakat menurunkan tarif dalam periode 90 hari. AS dikabarkan akan memangkas tarif dari 145% menjadi 30% atas sejumlah produk China, sementara Beijing juga mengambil langkah serupa dengan memangkas bea masuk dari 125% menjadi 10% terhadap barang-barang AS.

Fokus utama investor saat ini adalah menantikan rilis data inflasi (Consumer Price Index/CPI) AS untuk bulan April yang dijadwalkan akan keluar malam ini. Proyeksi pasar memperkirakan inflasi utama naik 2,4% YoY dan inflasi inti naik 2,8% YoY. Hasil rilis ini akan sangat berpengaruh terhadap ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve. Pasar swap saat ini memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga pertama kali pada bulan September, dengan dua pemotongan tambahan hingga akhir tahun. Namun, bila data inflasi lebih tinggi dari perkiraan, maka ekspektasi ini bisa berubah, yang tentunya akan memengaruhi harga emas lebih lanjut.

BACA JUGA : Ekonomi Melambat, INDEF : Alarm Ekonomi Nasional

Di sisi geopolitik, sejumlah ketegangan masih menjadi perhatian pasar. Komentar dari Perdana Menteri India terkait konflik dengan Pakistan serta inisiatif perundingan antara Ukraina dan Rusia dapat menciptakan sentimen safe haven sewaktu-waktu. Jika ketegangan meningkat, maka arus modal bisa kembali mengalir ke aset aman seperti emas.

Dengan latar belakang tersebut, Andy Nugraha menyarankan agar para pelaku pasar tetap waspada terhadap potensi pergerakan ekstrem hari ini. Dengan sentimen pasar yang campuran antara optimisme perdagangan dan kekhawatiran inflasi, pasar emas diperkirakan akan bergerak dalam volatilitas tinggi hingga rilis data CPI memberikan arah yang lebih jelas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *