Konflik Pakistan – India Memanas, Indonesia Serukan Perdamaian

NarayaPost – Situasi konflik antara India dan Pakistan makin memanas. Ketegangan makin meningkat saat kedua negara tetangga tersebut saling klaim serangan. Indonesia terus serukan perdamaian dan dialog.
India menyerang beberapa lokasi di Pakistan minggu ini setelah serangan mematikan pada 22 April lalu yang menargetkan wisatawan Hindu di Kashmir India. Menurut New Delhi, serangan ini dilakukan oleh tetangganya.
Pakistan, yang menyangkal adanya hubungan dengan kekerasan Kashmir, mengatakan pada Kamis bahwa mereka menembak jatuh 25 pesawat tanpa awak dari India dalam semalam. India mengatakan bahwa mereka “menetralisir” upaya Pakistan untuk menyerang target militer dengan pesawat tanpa awak dan rudal.
Pakistan juga membantah klaim angkatan bersenjata India bahwa “stasiun militer” di Jammu dan Udhampur, Kashmir yang dikelola India, dan di Pathankot, negara bagian Punjab, menjadi sasaran serangan pesawat nirawak dan rudal.
BACA JUGA : India-Pakistan Memanas: Bayang-Bayang Perang Nuklir Menguat
Berikut update lain terkait situasi panas antara India dan Pakistan, seperti dihimpun dari berbagai sumber pada Jumat (9/5).
1. India Tutup Puluhan Bandara
Pemerintah India menangguhkan penerbangan sipil di 24 bandara di wilayah utara menyusul meningkatnya ketegangan militer dengan Pakistan.
Langkah tersebut diumumkan pada Kamis malam (8/5/2025), sebagaimana dilansir Reuters, menyusul serangan udara yang dilancarkan oleh India pada Rabu sebelumnya yang menargetkan sejumlah titik di wilayah Pakistan yang dianggap sebagai “kamp-kamp teroris”.
Serangan itu memicu bentrokan terburuk antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut dalam beberapa dekade terakhir.
Menurut pernyataan resmi pemerintah India, 24 bandara yang ditutup termasuk di kota-kota strategis seperti Jodhpur, Ludhiana, dan Amritsar yang berada di dekat perbatasan barat dengan Pakistan. Penutupan ini berdampak pada maskapai-maskapai besar di India, termasuk Air India, IndiGo, dan SpiceJet yang terpaksa membatalkan lebih dari 100 penerbangan sejak Rabu.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari peningkatan langkah-langkah keamanan di tengah konflik yang terus memanas. Media lokal melaporkan bahwa penangguhan penerbangan sipil ini kemungkinan akan dicabut pada Sabtu pagi, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari otoritas penerbangan India.
Sebelumnya Pakistan telah terlebih dahulu melakukan penangguhan sementara tiga bandaranya, yakni bandara Karachi, Lahore, dan Sialkot.
2. Pasukan Drone Acak-Acak Perbatasan
Angkatan bersenjata Islamabad melancarkan “beberapa serangan” menggunakan pesawat nirawak atau drone dan amunisi lainnya di sepanjang perbatasan barat India pada Kamis (8/5/2025) malam dan Jumat (9/5/2025) dini hari.
Angkatan Darat India dalam sebuah unggahan di X mengatakan pasukan Pakistan telah melakukan “banyak pelanggaran gencatan senjata” di sepanjang perbatasan de facto kedua negara di Kashmir, wilayah yang disengketakan oleh kedua negara.
“Serangan pesawat nirawak berhasil dipukul mundur dan balasan yang setimpal diberikan kepada CFV (pelanggaran gencatan senjata),” ucap tentara, seperti dikutip Reuters, menambahkan semua “rencana jahat” akan ditanggapi dengan “kekuatan”.
Namun Pakistan membantah tuduhan tersebut, tetapi kedua negara telah saling tembak-menembak dan menembaki perbatasan serta saling mengirim pesawat nirawak dan rudal ke wilayah udara masing-masing sejak saat itu, dengan hampir empat lusin orang tewas dalam kekerasan tersebut.
3. Iran Respons India Serang Pakistan
Iran memberi respons serangan India ke Pakistan. Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mendesak agar kedua belah pihak menahan diri.
Araghchi kebetulan tengah berada di New Delhi untuk bertemu dengan mitranya dari India, S Jaishankar. Pernyataan yang sama juga ia sampaikan selama kunjungannya ke Pakistan minggu ini.
“Kami berharap India dan Pakistan akan mencegah eskalasi ketegangan di kawasan itu,” ungkapnya dikutip Al Jazeera, Kamis.
“Kawasan kita membutuhkan perdamaian, terutama untuk memperluas kerja sama ekonomi antarnegara kawasan, dan kami berharap ini akan terjadi,” pungkasnya.
4. Menlu India Bahas Konflik Pakistan dengan Inggris
Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan di X bahwa ia telah menelepon Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy terkait situasi dengan Pakistan.
Pembahasan difokuskan pada “melawan terorisme, yang harus ditoleransi tanpa toleransi”, imbuhnya, seperti dikutip Al Jazeera.
5. Menhan Pakistan Serukan Deeskalasi
Tak hanya India, Pakistan juga mengatakan upaya de-eskalasi dalam konflik yang sedang berlangsung. Beberapa negara telah diminta Islamabad untuk membantu hal tersebut.
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan pemerintahnya berbicara setiap hari dengan Arab Saudi, Qatar, dan China mengenai upaya untuk meredakan krisis yang sedang berlangsung dengan India.
6. India Perintahkan Pelabuhan, Terminal, dan Galangan Kapal Tingkat Keamanan
India telah memerintahkan semua pelabuhan, terminal pengiriman, dan galangan kapal untuk menerapkan peningkatan langkah-langkah keamanan di tengah meningkatnya ketegangan dengan tetangganya Pakistan, kantor berita Reuters melaporkan.
Perintah itu dikeluarkan saat India menangguhkan penerbangan sipil di 24 bandara di wilayah utara menyusul pertempuran dengan rival bersenjata nuklir Pakistan.
Hampir 50 orang tewas, sebagian besar di Pakistan, sejak India melancarkan serangan udara pada hari Rabu yang menargetkan “kamp teroris”, yang menyebabkan bentrokan terburuk antara kedua negara tetangga dalam beberapa dekade.
Beberapa maskapai penerbangan terbesar di India, termasuk Air India, IndiGo, dan SpiceJet, telah membatalkan lebih dari 100 penerbangan sejak hari Rabu.
7. Ancaman di Perbatasan Nepal-India
Mengutip “situasi tegang antara India dan Pakistan”, kedutaan besar China di Nepal telah memperingatkan warganya di negara itu untuk menghindari daerah di sepanjang perbatasan Nepal-India dan “berjaga-jaga ketat agar tidak memasuki wilayah India secara keliru”.
Dalam pernyataan yang diposting di saluran WeChat-nya, kedutaan besar China mengatakan bahwa baik India maupun Nepal telah meningkatkan upaya keamanan di sepanjang perbatasan mereka di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.
“Perbatasan antara Nepal dan India terbuka dan perbatasannya tidak ditandai… jangan sampai salah memasuki wilayah India dengan visa India karena kelalaian pribadi,” katanya.
Indonesia Serukan Perdamaian Bagi Kedua Negara
Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI menyerukan perdamaian bagi kedua negara. Pemerintah Indonesia menghimbau agar kedua negara mengedepan dialog untuk menyikapi ketegangan yang terjadi.
“Indonesia mendorong kedua pihak dapat menahan diri dan mengedepankan dialog dalam menyelesaikan krisis,” tulis pernyataan resmi Kemenlu RI.
Terkait serangan rudal yang terjadi, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di New Delhi dan Islamabad memastikan tak ada WNI yang jadi korban. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI Judha Nugraha mencatat terdapat 74 WNI di Kashmir Pakistan dan 11 WNI tinggal di Kashmir India, 2 di antaranya anak-anak.
Sedangkan Kuasa Usaha Kedutaan Besar Pakistan di Indonesia Roshan Lal berharap Indonesia turut terlibat menengahi konflik. Dikatakan, Indonesia punya hubungan baik dengan dua negara yang sedang konflik ini.
“Sebagai negara bersahabat dan bertanggung jawab, Indonesia jelas dapat memainkan peran. Kami meminta semua negara mitra mendesak India tidak mengeskalasi lebih tinggi situasi ini,” kata Lal di Gedung Kedutaan Besar Pakistan untuk Indonesia di Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Kedutaan Besar India di Jakarta berdalih, serangan fokus ke kamp teroris. Tak ada sasaran sipil, ekonomi, maupun militer Pakistan yang diserang. Serangan juga terukur dan bertanggung jawab, dan dirancang tak memicu eskalasi.
“India memiliki petunjuk yang kredibel, data teknis, kesaksian para penyintas, serta bukti lain yang menunjukkan keterlibatan jelas teroris yang berbasis di Pakistan dalam serangan ini,” begitu siaran pers Kedubes India, Kamis (8/5/2025).
Sementara itu, Ketua BKSAP DPR RI dari Fraksi PKS Mardani Ali Sera menekankan bahwa konflik India-Pakistan akan berdampak serius, serta mengancam stabilitas baik regional maupun global, terutama mengingat kedua negara memiliki senjata nuklir.
“Kami mendukung pernyataan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang menyerukan kedua pihak untuk menahan diri dan lebih mengutamakan dialog diplomatik guna mencegah meluasnya konflik,” kata Mardani.
Sebagai mitra strategis bagi kedua negara, menurut Mardani, BKSAP DPR RI meminta Pertama, Perlindungan Warga Sipil. Kedua negara wajib menjamin keselamatan warga sipil dan menjaga infrastruktur vital, termasuk proyek-proyek kemanusiaan.
“Kedua, BKSAP DPR RI mendukung inisiatif perdamaian melalui forum multilateral seperti PBB, ASEAN, dan AIPA untuk memfasilitasi proses mediasi,” jelas Anggota Komisi II DPR RI ini.
Ketiga, imbuh Mardani, segera hentikan Aksi Militer. Pihak India-Pakistan harus segera melakukan gencatan senjata dan menghindari tindakan provokatif.
“Keempat, penyelesaian sengketa, termasuk isu Kashmir secara menyeluruh, dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional,” ucap Mardani.
“Kami mengajak komunitas internasional, termasuk parlemen dari negara-negara yang mendukung penyelesaian damai, untuk berkumpul dan mempromosikan de-eskalasi dan berkontribusi untuk menemukan solusi. Harapan kami adalah agar India dan Pakistan segera kembali ke meja perundingan demi tercapainya perdamaian dan keamanan kawasan yang lebih baik,” imbuh Mardani.
Untuk itu, BKSAP terbuka untuk berpartisipasi dalam upaya diplomasi parlemen untuk mempromosikan penyelesaian damai konflik ini, melalui kerja sama dengan AIPA dan Majelis Parlemen SAARC (South Asian Association for Regional Cooperation/ organisasi regional yang beranggotakan negara-negara di Asia Selatan) dan badan -badan antar-parlemen lainnya.
BACA JUGA : India-Pakistan Memanas: Bayang-Bayang Perang Nuklir Menguat