Layanan Konseling Gratis Kemenkes untuk Warga yang Takut Pasca Demo

NarayaPost – Meluasnya informasi mengenai penjarahan dan demonstrasi dalam sepekan terakhir berdampak pada kondisi mental sebagian masyarakat. Tidak sedikit yang mengaku berulang kali menghadapi rasa cemas hingga mengalami panic attack ketika melihat foto maupun video kerusuhan beredar luas di media sosial. Menanggapi aduan tersebut, Kemenkes sediakan Layanan Konseling Gratis untuk warga.
Beberapa kasus kecemasan serta panic attack lainnya juga dikaitkan dengan sikap sejumlah pejabat yang dianggap kurang menunjukkan empati. Mereka yang merasakan langsung dampaknya menyatakan kekhawatiran bahwa situasi ini bisa memicu kondisi tidak kondusif di Indonesia dalam jangka panjang, sehingga berimbas pada aktivitas sehari-hari.
Pekerja di Surabaya Takut Usai Terjadi Demo
“Saya itu takut karena ada beberapa percobaan pembakaran yang terjadi. Terutama di Surabaya ya, mulai dari Polsek sampai kantor-kantor besar. Masalahnya kantor saya itu dekat dengan tempat-tempat seperti itu, sampai-sampai anak-anak di grup takut kalau mau berangkat bekerja,” kata Arin (27), seorang pekerja asal Surabaya kepada NarayaPost, Rabu, (3/9/2025).
BACA JUGA: KPAI Nilai Unjuk Rasa Mengerahkan Anak Bentuk Eksploitasi
Arin merasakan kegelisahan itu memuncak kala gedung cagar budaya Grahadi dibakar oleh massa. Pada malam itu, Arin pulang dari kantornya di Jalan Tunjungan bareng dengan temannya. Sebab, kendaraannya ditinggal di kantor karena saking takutnya terimbas demo, Jumat, (29/8/2025) lalu.
Hal yang sama dirasakan oleh Haqi (24), kantor tempat bekerjanya melewati jalanan poros utama Surabaya Pusat. Sehingga, saat berangkat bekerja, Haqi memilih untuk lewat jalan tol karena dirasa lebih aman. Meski pihak kantor memberikan keringanan untuk bekerja dari rumah, tapi ia memilih tetap berkantor.
“Sebenarnya dari atasan itu bilang kalau memang rumahnya yang melewati jalanan poros utama, tempat-tempat demo itu. Tidak apa-apa kalau mau WFH (work from home). Tapi, saya tidak mau, jadinya saya tetap berangkat ke kantor meskipun dengan penuh rasa takut, akhirnya saya memilih lewat tol,” kata Haqi (24) kepada NarayaPost.
Sebagai informasi, kantor Haqi berada di sekitar Jalan Kota Lama Surabaya, sehari-hari, ia harus melewati Jalan Diponegoro atau Jalan Darmo untuk sampai ke kantornya. Akibat dari terjadinya demo beberapa hari belakangan, Haqi harus mengeluarkan uang lebih untuk membayar biaya tol.
Layanan Konseling Gratis Kemenkes
Menanggapi sejumlah keluhan masyarakat, Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI, Imran Pambudi, menjelaskan bahwa publik dapat memanfaatkan layanan kesehatan mental gratis yang telah disediakan pemerintah.
Layanan ini bisa diakses secara online maupun melalui telepon. “Untuk layanan konseling kesehatan mental terutama situasi krisis kesehatan jiwa, bisa mengakses layanan 24 jam hotline pencegahan bunuh diri yang disediakan Kemenkes di website healing119.id,” ujarnya, Selasa (2/9/2025).
Melalui website healing119.id, masyarakat juga dapat berkonsultasi langsung dengan psikolog lewat fitur panggilan maupun chat. Jika ingin menghubungi lewat telepon, disarankan menghubungi nomor 119 ext 8. “Namun, untuk layanan call di sini antreannya cukup banyak, sehingga masyarakat disarankan akses website healing119.id, untuk bisa berkonsultasi dengan psikolog,” tambahnya.
BACA JUGA: Bahaya Cs-137 di Udang Beku Asal RI: Fakta dan Penjelasan
Warga Bisa Manfaatkan Layanan Konseling Gratis
Situasi demonstrasi dan kerusuhan yang merebak di berbagai kota jelas menimbulkan dampak luas, tidak hanya pada keamanan, tetapi juga pada kesehatan mental masyarakat. Rasa takut, cemas, hingga panic attack menjadi pengalaman nyata bagi mereka yang kesehariannya harus berhadapan dengan potensi kericuhan.
Kisah Arin dan Haqi di Surabaya menunjukkan bagaimana rasa was-was itu memengaruhi pola aktivitas, bahkan membuat mereka mengeluarkan biaya ekstra demi mencari rasa aman. Dalam kondisi seperti ini, kehadiran layanan konseling kesehatan mental gratis dari Kemenkes menjadi salah satu bentuk dukungan penting.
Sehingga, masyarakat tidak akan merasa sendirian menghadapi tekanan psikologis. Harapannya, upaya pemulihan mental dapat berjalan seiring dengan penanganan situasi keamanan, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan tenang.