Masyarakat Mataram Lebih Pilih Beras Lokal Usai Ramai Isu Beras Premium Oplosan

NarayaPost – Isu beras premium oplosan yang sempat ramai diberitakan belakangan ini tidak ditemukan di Pasar Perumnas Kota Mataram. Mustakim, Kepala Pasar Perumnas, menyatakan bahwa pasar tersebut beroperasi normal tanpa gangguan signifikan terkait isu tersebut.
“Tidak ada keluhan dari pedagang maupun pembeli terkait beras oplosan di sini. Kami memiliki mekanisme pengawasan yang ketat untuk memastikan kualitas produk,” ujar Mustakim saat ditemui di ruangannya (22/7).
Pihak pasar aktif berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Kota Mataram dan BPOM setempat untuk memantau peredaran barang. Jika ditemukan pelanggaran, pedagang akan dilaporkan ke instansi terkait untuk dilakukan pembinaan.
Pedagang Beralih ke Beras Lokal
Sejumlah pedagang sembako di Pasar Perumnas mengaku telah berhenti menjual beras premium seperti merek Sania dan Siip karena pasokan dari agen terhenti. Salah seorang pedagang mengungkapkan, perubahan ini terjadi setelah pemberitaan mengenai beras oplosan beredar.
“Sekarang kami hanya jual beras lokal seperti Tanjung Mas dan Bunda. Harganya lebih terjangkau, tapi kualitasnya tetap bagus,” kata salah satu pedagang.
Permintaan beras premium di Pasar Perumnas juga dinilai menurun. Masyarakat lebih memilih beras lokal karena faktor harga dan kualitas yang tidak jauh berbeda.
Penjualan Beras Sania Tetap Stabil di Pasar Kebon Roek
Berbeda dengan situasi di Pasar Perumnas, pedagang di Pasar Kebon Roek masih menjual beras Sania dengan harga yang turun dari Rp 85.000 menjadi Rp 75.000–Rp 78.000 per karung 5 kg.
“Saya masih punya stok, dan penjualannya stabil. Kualitasnya hampir setara dengan beras lokal Lombok,” ujar seorang pedagang.
Meski sempat ramai isu oplosan, sebagian masyarakat tetap mempercayai kualitas beras Sania, sehingga permintaannya tidak terpengaruh secara signifikan.
BACA JUGA : Cara Mencuci Beras yang Benar di Tengah Banyak Beras Oplosan
Sinergi Pengawasan untuk Jaminan Kualitas
Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Perdagangan dan BPOM terus memperkuat pengawasan untuk memastikan produk yang beredar aman dikonsumsi. Sosialisasi pasar sehat dan pemantauan rutin dilakukan agar masyarakat merasa aman berbelanja.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan pasar tradisional di Mataram dapat terus memberikan pelayanan terbaik tanpa terganggu isu-isu negatif yang beredar.
Pihak pemerintah daerah juga mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan selektif dalam membeli kebutuhan pokok, khususnya beras. Konsumen diimbau untuk memeriksa label, kemasan, serta asal-usul produk sebelum membeli. Selain itu, masyarakat juga diminta melaporkan jika menemukan dugaan beras oplosan atau produk pangan mencurigakan lainnya kepada petugas pasar atau dinas terkait.
Langkah ini sejalan dengan upaya membangun kesadaran kolektif bahwa keamanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan pedagang, tetapi juga konsumen. Pemerintah Kota Mataram menilai peran aktif masyarakat sangat penting untuk menjaga integritas distribusi bahan pangan.
Dalam waktu dekat, Dinas Perdagangan Kota Mataram bersama BPOM direncanakan akan melakukan sidak terpadu ke sejumlah pasar tradisional dan distributor beras. Tujuannya adalah memastikan bahwa rantai pasok berjalan sesuai ketentuan dan tidak terdapat praktik pengoplosan yang dapat merugikan konsumen maupun petani.
Sementara itu, pelaku usaha dan pengelola pasar juga diminta menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam aktivitas perdagangan. Edukasi tentang standar mutu beras, baik lokal maupun premium, akan terus digalakkan agar semua pihak memahami pentingnya menjaga kualitas pangan.
Dengan penguatan pengawasan, kerja sama lintas sektor, serta dukungan masyarakat, diharapkan Mataram bisa menjadi contoh kota yang mampu menjaga ketahanan dan keamanan pangan secara berkelanjutan. Pasar tradisional yang sehat dan bersih bukan hanya menunjang perekonomian lokal, tetapi juga mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem distribusi pangan yang adil dan transparan. (/Mrf)