Orang Cacingan Ternyata Bisa Terlihat dari Ciri-Ciri Ini Lho

NarayaPost – Meski selama ini lebih sering dikaitkan dengan anak-anak, faktanya cacingan juga bisa dialami oleh orang dewasa. Gejalanya sering kali tidak disadari karena menyerupai keluhan kesehatan lain. Oleh sebab itu, penting mengenali tanda-tanda cacingan sejak dini agar bisa segera ditangani.
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi serius. Beberapa jenis cacing yang menjadi penyebab infeksi di antaranya adalah cacing pita, cacing tambang, cacing gelang, hingga cacing kremi.
Cacing dapat berkembang biak di dalam tubuh. Ketika jumlahnya semakin banyak, berbagai gejala bisa muncul, seperti sakit perut, diare, mual, muntah, kembung, kelelahan, hingga penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Dalam beberapa kasus, penderita juga mengalami disentri, yaitu diare yang disertai darah dan lendir.
BACA JUGA: Muhammadiyah Sambut Baik Pembentukan Kementerian Haji & Umrah
Infeksi ini bahkan bisa menimbulkan gatal atau ruam di sekitar anus dan organ genital, serta terkadang cacing terlihat keluar bersama tinja saat buang air besar.
Risiko Komplikasi Lain Orang Cacingan
Risiko komplikasi akibat cacingan antara lain anemia, penyumbatan usus, dan kekurangan gizi. Kondisi ini lebih sering terjadi pada lansia atau mereka yang memiliki sistem imun lemah, misalnya pengidap HIV. Infeksi cacing juga dapat membahayakan ibu hamil sehingga perlu penanganan obat antiparasit yang aman.
Menurut Healthline dan Cleveland Clinic, penularan cacingan bisa melalui daging yang kurang matang, air terkontaminasi, kontak dengan feses, sanitasi buruk, kebiasaan tidak menjaga kebersihan, atau berjalan tanpa alas kaki di tanah terinfeksi. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 24 persen populasi dunia terjangkit cacing yang ditularkan melalui tanah.
Hubungi Dokter Bila Ada Tanda-Tanda Mencurigakan
Meski sebagian besar kasus hanya menimbulkan gejala ringan, pemeriksaan medis tetap penting jika ada tanda mencurigakan. Segera hubungi dokter bila mengalami diare atau sakit perut lebih dari dua minggu, kehilangan berat badan tanpa sebab, muntah berulang, demam tinggi, kelelahan ekstrem, atau muncul ruam merah gatal berbentuk seperti cacing di kulit. Penanganan cepat akan membantu mencegah komplikasi dan memastikan cacing bisa diberantas dengan obat yang tepat.
Cacing Banyak Menyerang pada Anak-Anak
Cacing gelang atau Ascaris lumbricoides merupakan jenis cacing yang paling banyak menginfeksi manusia, baik di Indonesia maupun di dunia. Hampir 80 persen kasusnya dialami oleh anak usia sekolah, yakni 5–10 tahun.
“Kenapa? karena mereka aktif bermain di tanah, aktif bermain di luar. Nah ini mungkin kemampuan mereka, edukasi mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat belum optimal, makanya kenapa anak usia sekolah yang paling banyak,” jelas Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, dr Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes dalam temu media IDAI, Jumat (22/8/2025).
Kelompok kedua yang juga rentan terinfeksi adalah anak usia pra sekolah, 2–5 tahun, karena sudah mulai bisa berjalan dan sering bermain di luar rumah. “Bagaimana kita mengedukasi nih orang tua, karena anak-anak ini, apalagi usia 2–5 tahun sama sekali kalau dilihat, ada yang bergerak di tanah mikirnya, oh ada mainan baru, malah dia pegang,” tambahnya.
Seperdelapan Populasi Dunia Terinfeksi Cacing Gelang
Menurut dr Riyadi, seperdelapan populasi dunia terinfeksi cacing gelang. Parasit ini menyukai daerah beriklim hangat dan lembap, seperti Indonesia, serta mampu hidup di tubuh manusia hingga dua tahun. “Kalau besar, hidupnya bisa di usus halus. Ini bisa sebesar ini, cacing yang jantannya bisa sampai 30 cm. Dan dia bisa hidup sampai 2 tahun,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa infeksi biasanya terjadi karena telur cacing masuk ke tubuh manusia. “Kalau ada orang kecacingan, tidak diobati, dia buang air besar sembarangan, telurnya, satu cacing saja 200 ribu telur. Terbayang apabila satu orang individu, satu orang anak saja, punya cacing yang sampai 1–2 kg,” katanya.
Proses penularan dimulai dari telur yang berkembang menjadi larva hingga akhirnya tumbuh menjadi cacing dewasa dalam waktu 2–3 bulan. “Artinya, kalau seorang anak sampai sudah ditemukan cacing dewasa, bukan saat itu dia tertular. Minimal sudah 3 bulan sebelumnya,” pungkas dr Riyadi.
BACA JUGA: Menteri Kabinet Ajak Masyarakat Hidup Sehat, Jangan Mager!
Orang Cacingan Tak Hanya pada Anak-Anak, Dewasa Harus Waspada
Fenomena cacingan ternyata bukan hanya masalah kesehatan anak-anak, tetapi juga bisa dialami oleh orang dewasa. Infeksi cacing dapat masuk ke tubuh melalui makanan, air, atau tanah yang terkontaminasi, lalu berkembang biak hingga menimbulkan berbagai gejala.
Mulai dari sakit perut, diare, penurunan berat badan, hingga risiko komplikasi seperti anemia, penyumbatan usus, dan gizi buruk. Bahkan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 24 persen populasi dunia terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah.
Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Menjaga kebersihan diri, mengonsumsi makanan matang, dan tidak buang air sembarangan adalah langkah sederhana yang bisa memutus rantai penyebaran cacing. Namun, bila gejala mencurigakan muncul, segera periksakan diri ke dokter agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat.