NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » Pemimpin Iran Kecam Israel Jika Masih Serang Warga Gaza 

Pemimpin Iran Kecam Israel Jika Masih Serang Warga Gaza 

Pemimpin Iran

NarayaPost – Pemimpin Iran tingkat tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan militer Israel yang menembaki warga Gaza saat mereka tengah berusaha memperoleh bantuan makanan di lokasi distribusi. Khamenei menyebut insiden tersebut sebagai bentuk genosida yang terencana.

Pemimpin Iran : Genosida!

“Ini adalah bentuk genosida murahan yang dihitung dengan presisi Barat,” ujar Khamenei dalam pernyataannya melalui kanal Telegram, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Minggu (13/7/2025).

Ia menilai bahwa warga Palestina di Gaza telah dihadapkan pada pilihan yang kejam—antara meninggal karena kelaparan dan kehancuran, atau kehilangan nyawa saat berusaha mendapatkan bantuan pangan.

BACA JUGA: Misteri Kematian Diplomat Kemlu Terus Diburu Polisi 

“Sebuah bangsa yang pernah mati di bawah bom senilai ratusan ribu dolar kini mati di antrean makanan akibat peluru yang harganya hanya beberapa dolar,” ungkap Khamenei.

10 Warga Palestina Meninggal Usai Ditembak

Sebelumnya, dilaporkan bahwa pada Jumat (11/7) waktu setempat, sepuluh warga Palestina meninggal dunia setelah ditembak saat mencoba mengakses bantuan makanan. Menurut data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), peristiwa itu menambah total korban tewas menjadi hampir 800 orang dalam enam minggu terakhir.

Blokade total bantuan oleh Israel yang telah berlangsung lebih dari dua bulan mulai dilonggarkan pada akhir Mei. 

Sejak saat itu, distribusi bantuan sebagian besar dialihkan ke sebuah lembaga baru bernama Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang didukung oleh AS dan Israel. Peran GHF tersebut menggantikan posisi PBB dalam pendistribusian bantuan kemanusiaan.

PBB Tolak Kerjasama

Namun, PBB menolak bekerja sama dengan GHF, dengan alasan kekhawatiran bahwa lembaga itu dibentuk untuk memenuhi kepentingan militer Israel. Data PBB menunjukkan bahwa antara akhir Mei hingga 7 Juli, sebanyak 798 warga Gaza tewas saat mencari bantuan, termasuk 615 orang yang meninggal di sekitar area distribusi yang dikelola GHF.

“Ketika orang-orang mengantre untuk mendapatkan pasokan penting seperti makanan dan obat-obatan, dan ketika… mereka memiliki pilihan antara ditembak atau diberi makan, ini tidak dapat diterima,” tegas juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, Ravina Shamdasani, kepada awak media di Jenewa, Swiss, Sabtu (12/7), seperti dilansir dari kantor berita AFP.

Penembakan Warga Gaza saat Mencari Makanan

Dalam beberapa minggu terakhir, terjadi peningkatan tragis kasus penembakan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina yang sedang mengantre bantuan makanan di Gaza. 

Menurut laporan Reuters, pada 12 Juli 2025, setidaknya 17 orang tewas ditembak saat mencari bantuan di Rafah, dan hampir 800 warga tewas dalam enam minggu terakhir di sekitar lokasi distribusi bantuan kemanusiaan yang didukung AS dan Israel. 

Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk seiring dengan blokade ketat yang berlangsung, menyebabkan kekurangan parah bahan pangan dan bahan bakar. 

Laporan United Nations Human Rights Office pada 24 Juni 2025 menyebut adanya “weaponisation” terhadap bantuan makanan lebih dari 410 orang tewas ditembak saat mencoba mengambil bantuan sejak akhir Mei, dengan pola yang terindikasi sistematis.  

Selain itu, sumber dari Haaretz menyatakan bahwa beberapa tentara IDF diinstruksikan untuk menembaki warga yang tiba lebih cepat atau terlambat dari jadwal distribusi, dengan nama operasi “Operation Salted Fish”.

BACA JUGA: Tiga Pelaku Begal Ratusan Juta Ternyata Teman Sendiri

Penutup: Pemimpin Iran Kecam Keras Aksi Israel

Kematian warga Gaza yang terus bertambah saat mereka mencari bantuan makanan mencerminkan krisis kemanusiaan yang sangat serius. 

Kecaman internasional, termasuk dari Ayatollah Ali Khamenei dan PBB, memperjelas bahwa situasi ini tidak hanya soal perang, tetapi juga soal penindasan terhadap hak dasar manusia untuk bertahan hidup. 

Ketidakjelasan distribusi bantuan, disertai dengan tindakan represif terhadap warga sipil, menuntut perhatian dan tekanan global untuk menghentikan tragedi kemanusiaan yang terus berulang di Gaza.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *