NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » Perdana Menteri Thailand Dinonaktifkan, Ini Alasannya!

Perdana Menteri Thailand Dinonaktifkan, Ini Alasannya!

Perdana Menteri Thailand

NarayaPost – Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra dinonaktifkan oleh Mahkamah Konstitusi Thailand. Pemutusan yang dilakukan ini sembari menunggu jalannya kasus yang meminta agar Paetongtarn dipecat. Hingga waktu yang belum ditentukan, tugas perdana menteri sementara dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri.

Setidaknya, dilansir dari Reuters, pengadilan telah menerima 36 petisi dari senator. Petisi yang diterima itu berbunyi tuduhan Paetongtarn yang dinilai tidak jujur dan melanggar standar etik. Melanggar konstitusi atas bocornya percakapan telepon sensitif dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen.

Meski telah dinonaktifkan, Perdana Menteri Thailand tetap berada di kabinet pemerintahan dengan posisinya kini sebagai menteri kebudayaan. Sebab, reshuffle kabinet baru saja dilakukan, dan telah disetujui oleh Raja Maha Vajiralongkorn.

BACA JUGA: Minuman Matcha Ternyata Bisa Bantu Tidur Nyenyak Lho!

Perdana Menteri Thailand Dicopot, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Keputusan pencopotan Perdana Menteri Thailand berawal dari konflik Thailand-Kamboja di perbatasan. Lalu berujung pada bocoran percakapan telepon Paetongtarn dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen. Konflik diawali kala muncul adanya laporan baku tembak di perbatasan Thailand-Kamboja, tepat di wilayah Segitiga Zamrud.

Sebagai informasi, Segitiga Zamrud merupakan perbatasan tiga negara, antara Kamboja, Thailand dan Laos. Akibat dari laporan baku tembak tersebut, satu tentara Kamboja dilaporkan tewas dalam tragedi kontak senjata. Serta Kamboja mengeklaim pasukannya diserang terlebih dulu, sementara Thailand balas mengeklaim pasukannya merespons.

Dua negara akhirnya sepakat meredakan ketegangan. Tapi, kedua negara juga sama-sama saling melarang aktivitas perbatasan akibat terjadinya konflik ini. Dari sini, Paetongtarn berusaha untuk meredam konflik dengan melakukan sambungan telepon bersama Hun Sen. Sayang, percakapan itu bocor sampai memicu kemarahan publik.

Mengapa terjadi? Dalam percakapan itu, Paetongtarn memanggil Hun Sen dengan sebutan ‘paman’. Nasib malang kian diterpa Paetongtarn kala ia menyebut bahwa komandan tentara Thailand di timur laut sebagai lawannya.

Dari isi percakapan itu, sontak menuai kritik dari angkatan bersenjata Thailand. Sebab, selama ini militer Thailand dikenal memainkan peran yang kuat dalam politik kerajaan dan politisi biasanya berhati-hati untuk tidak memusuhi mereka.

Akibatnya, Partai Bhumjaithai yang merupakan mitra koalisi Paetongtarn menyebut tindakan itu melukai martabat negara dan militer. Sementara partai oposisi utama, Partai Rakyat memintanya mundur dan mengadakan pemilihan umum kembali.

Kepemimpinan Paetongtarn semakin di ujung tanduk. Ini terjadi saat belasan ribu warga turun ke jalan dan menuntut putri Thaksin Shinawatra itu mundur. Kemarahan masa bergejolak saat demo tak terbendung. Kebanyakan dari mereka berasal dari kelompok Kaos Kuning dan meneriakkan yel-yel meminta Paetongtarn mundur.

Kaos Kuning adalah kelompok penting. Kelompok itu berawal dari sebuah gerakan yang berusaha untuk menggulingkan Thaksin Shinawatra (ayah Paetongtarn) pada awal tahun 2000-an, dan gerakan yang dilakukan kelompok Kaos Kuning itu berhasil. Saat itu, Thaksin juga menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand, jabatan yang sama dengan putrinya.

Belasan pendemo yang turut menuntut dirinya mundur juga membawa poster dengan tulisan: ‘PM (Perdana Menteri) Jahat, Keluar!, hingga teriakan ‘PM (Perdana Menteri), kau berkhianat! menggema di lokasi demo di Bangkok.

Kepemimpinan Perdana Menteri Thailand hanya 10 Bulan

Setelah dinonaktifkan, perjuangan Paetongtarn memimpin Thailand hanya bertahan 10 bulan. Hal ini menandai turunnya opularitas Partai Pheu Thai yang dikuasai dinasti Shinawatra. Dinasti yang telah mendominasi pemilu Thailand sejak tahun 2001 silam.

Sebagai perdana menteri termuda, perjalanan Paetongtarn selama 10 bulan menjadi ujian politik yang berat baginya. Sebab, ia juga menggantikan Srettha Thavisin, mantan perdana menteri yang diberhentikan oleh Mahkamah Konstitusi karena melanggar etik. Srettha menunjuk menteri yang pernah dipenjara.

Lebih-lebih, pemerintahan di bawah tangan Paetongtarn tengah berjuang untuk menghidupkan kembali ekonomi dan popularitas yang menurun drastis. Dalam jajak pendapat 19-25 Juni yang dirilis akhir pekan menunjukkan bahwa dukungan terhadap dirinya turun menjadi 9,2% dari 30,9% di bulan Maret lalu.

Paetongtarn tak hanya menghadapi masalah sendiri. Sebab, sang ayah Thaksin Shinawatra juga tengah menghadapi dua kasus berbeda di pengadilan Thailand pada bulan ini.

PM Thailand Minta Maaf ke Publik

Setelah menerima keputusan dinonaktifkan, Paetongtarn meminta maaf kepada publik Thailand. “Saya ingin meminta maaf kepada orang-orang yang merasa kesal dengan semua ini. Saya akan terus bekerja untuk negara sebagai seorang warga negara Thailand,” ujar Paetongtarn, dilansir dari Reuters.

Thailand Dipimpin Perdana Menteri Sementara

Kini, posisi anak bungsi eks PM Thaksin Shinawatra digantikan oleh perdana menteri sementara. Melansir AFP, Menteri Transportasi Suriya Jungrungreangkit memulai tugasnya menggantikan Paetongtarn sebagai perdana menteri sementara. Pergantian tugas itu hanya berlangsung selama 93 jam.

Suriya memulai tugasnya dengan menghadiri upacara di Bangkok untuk merayakan peringatan ulang tahun kantor perdana menteri. Politisi veteran itu disebut-sebut media setempat sebagai penunjuk arah politik. Sebab, ia dinilai selalu memihak pada pemerintah.

Walaupun ditunjuk menjadi perdana menteri sementara, jabatan Suriya hanya sebentar. Setelah ini akan ada reshuffle kabinet yang dijadwalkan sebelum sidang pengadilan, Selasa, (1/7/2026). Setelah 93 jam, Suriya akan digantikan MEnteri Dalam Negeri Phumtham Wechayachai setelah pengambilan sumpah jabatan yang akan dijadwalkan pada hari ini, Kamis, (3/7/2026).

BACA JUGA: Presiden Prabowo Kunjungan Kerja ke Arab, Bahas Apa?

Pergantian Suriya dengan Phumtham dilakukan karena, secara posisi, Phumtham dalam resshufle kabinet telah dipercaya sebagai wakil perdana menteri. Sehingga, bilamana membahas soal urutan suksesi, tingkatan Phumtham lebih tinggi dibanding Suriya.

Kesimpulan

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, dinonaktifkan oleh Mahkamah Konstitusi akibat dugaan pelanggaran etik menyusul bocornya percakapan pribadinya dengan mantan pemimpin Kamboja. Hal ini memperburuk ketegangan politik dan memicu protes publik serta desakan dari partai koalisi dan oposisi agar ia mundur.

Kepemimpinannya hanya bertahan 10 bulan, menandai kemunduran dinasti politik Shinawatra. Saat ini, pemerintahan sementara dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Phumtham Wechayachai setelah reshuffle kabinet dan pergantian singkat oleh Menteri Transportasi Suriya Jungrungreangkit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *