Pondok Pesantren LP3IA Narukan Ajak Jaga Perdamaian di Tengah Maraknya Aksi Demonstrasi

Narayapost.com – Pondok Pesantren LP3IA Narukan Ajak Jaga Perdamaian di Tengah Maraknya Aksi Demonstrasi. Gelombang aksi demonstrasi yang berlangsung di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa pekan terakhir telah menyita perhatian publik. Banyaknya massa yang turun ke jalan menimbulkan dinamika sosial yang signifikan, namun di sisi lain juga memunculkan kekhawatiran akibat potensi kericuhan dan kerusakan fasilitas publik.
Di tengah kondisi yang memanas tersebut, Pondok Pesantren LP3IA Al-Quran Narukan yang berlokasi di Rembang, Jawa Tengah, hadir memberikan seruan moral. Pengasuh pesantren, KH. Zaimul Umam NS, atau akrab disapa Gus Umam, mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kondusivitas, tidak mudah terprovokasi, dan mengedepankan semangat persatuan.
BACA JUGA : Ayah Affan Kurniawan Minta Publik Percaya Proses Hukum Terhadap Polisi
Imbauan Pesantren: Aspirasi Harus Konstitusional
Menurut Gus Umam, menyampaikan aspirasi merupakan hak setiap warga negara. Namun hak tersebut wajib dilakukan dengan cara yang konstitusional, beradab, dan tidak menimbulkan kerusuhan. “Islam mengajarkan adab dalam menyuarakan pendapat. Jangan sampai niat baik berubah menjadi kerusuhan yang justru merugikan umat dan bangsa,” ujarnya.
Pondok Pesantren LP3IA Narukan Ajak Jaga Perdamaian di Tengah Maraknya Aksi Demonstrasi. Seruan ini tidak hanya ditujukan kepada para santri dan alumni pesantren, tetapi juga kepada seluruh umat Islam dan masyarakat Indonesia secara umum. Gus Umam menekankan bahwa kerukunan sosial adalah fondasi utama ketahanan nasional. Jika aksi unjuk rasa berujung pada perpecahan, maka stabilitas negara ikut terancam.
Peran Ulama Sebagai Penyejuk Bangsa
Lebih jauh, Gus Umam menegaskan pentingnya peran ulama dan tokoh agama dalam menjaga stabilitas sosial. Ulama, menurutnya, harus tampil sebagai penyejuk dan penuntun moral masyarakat. Mereka diharapkan tidak ikut menyebarkan narasi provokatif yang dapat memicu perpecahan.
“Ulama adalah penjaga moral bangsa. Jangan sampai terjebak dalam retorika yang memecah belah umat. Mari kita rawat persatuan dengan mengedepankan akhlakul karimah,” tambahnya.
Hal ini selaras dengan tradisi pesantren di Indonesia yang sejak lama berperan sebagai pilar pendidikan, dakwah, dan perekat kebangsaan. Pesantren tidak hanya mencetak generasi berilmu agama, tetapi juga melahirkan tokoh-tokoh nasionalis yang berkontribusi besar bagi Republik Indonesia.
Seruan untuk Pemerintah dan Masyarakat Sipil
Pesantren LP3IA Al-Quran Narukan juga menyerukan agar pemerintah dan masyarakat sipil menahan diri. Semua pihak diminta mengutamakan dialog, mencari solusi bersama, dan memperkuat kebersamaan dalam menghadapi persoalan kebangsaan.
Dialog yang konstruktif dinilai sebagai jalan terbaik dalam menyelesaikan perbedaan pandangan. Dengan komunikasi yang terbuka, gesekan dapat diminimalisir, sehingga aspirasi tetap tersalurkan tanpa harus menimbulkan korban.
Konteks Aksi Demonstrasi di Indonesia
Dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia memang diwarnai berbagai aksi demonstrasi yang dipicu oleh isu-isu politik, ekonomi, dan sosial. Tidak sedikit aksi yang berujung bentrok, merugikan masyarakat kecil, bahkan menelan korban jiwa.
Di sinilah peran pesantren menjadi penting: memberikan kesejukan moral agar masyarakat tidak terseret arus emosi. Seruan Gus Umam merepresentasikan harapan banyak kalangan agar suara aspirasi tetap terdengar, tetapi dengan cara damai dan bermartabat.
Doa dan Dzikir untuk Keselamatan Bangsa
Selain imbauan sosial-politik, Gus Umam juga mengajak umat untuk memperbanyak doa dan dzikir. Hal ini sebagai ikhtiar spiritual agar bangsa Indonesia terhindar dari fitnah, perpecahan, dan kekerasan.
“Mari bersama memohon kepada Allah SWT agar bangsa kita senantiasa diberi petunjuk, kedamaian, dan perlindungan dari segala bentuk fitnah,” tutupnya.
Pentingnya Menjaga Kondusivitas
Imbauan Pondok Pesantren LP3IA Al-Quran Narukan memperlihatkan bahwa menjaga kondusivitas bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, melainkan kewajiban seluruh warga negara. Kondisi sosial yang stabil akan memperkuat ketahanan nasional sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan.
Masyarakat diharapkan dapat menyalurkan aspirasi dengan damai, bijaksana, dan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, demokrasi tetap berjalan, persatuan bangsa terjaga, dan nilai-nilai luhur Islam terus mengakar dalam kehidupan sehari-hari.