NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » Sekjen PBB Minta Israel dan Iran Mengakhiri Serangan

Sekjen PBB Minta Israel dan Iran Mengakhiri Serangan

sekjen pbb

NarayaPost — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak Israel dan Iran untuk segera meredakan ketegangan di Timur Tengah dan lebih mengutamakan solusi diplomatik.

Menurut Guterres, serangan Israel terhadap situs nuklir Iran dan serangan rudal Iran di Tel Aviv harus dihentikan demi menjaga perdamaian. Dalam pernyataan yang disampaikan di platform media sosial X, Guterres menyebut saatnya eskalasi disudahi dan proses diplomasi diberi peluang lebih luas, seperti diberitakan Anadolu Agency, Sabtu (14/6/2025).

BACA JUGA: Konflik Iran-Israel Belum Ganggu Ekonomi RI, Airlangga Soroti Harga Minyak

Selain Guterres, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian, Rosemary DiCarlo, juga memberikan peringatan mengenai dampak luas yang dapat terjadi akibat serangan udara Israel ke Iran. Dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, Jumat (13/6/2025), DiCarlo meminta kedua belah pihak untuk menahan diri dan lebih memilih mencari solusi damai.

“Dampak dari serangan ini telah dirasakan di seluruh kawasan, dengan negara-negara tetangga menutup wilayah udara mereka dan menempatkan pasukan keamanan mereka dalam status siaga tinggi,” ungkapnya.

Serangan tersebut juga turut memberikan dampak yang luas di kawasan, sehingga beberapa negara tetangga terpaksa menutup ruang udaranya dan meningkatkan kewaspadaan keamanan masing-masing.

Selain itu, DiCarlo juga menyampaikan kecaman Sekjen PBB terhadap segala eskalasi militer di Timur Tengah. Dalam pernyataannya, DiCarlo menekankan bahwa masing-masing anggota PBB wajib menjaga integritas teritorial dan kemerdekaan politik sebuah negara, sesuai Piagam PBB dan hukum internasional, dan tidak menggunakan kekerasan yang melawan prinsip tersebut.

Menurut DiCarlo, upaya untuk mencegah meluasnya konflik harus terus diberlakukan demi menjaga stabilitas dan keamanan global.

Israel melancarkan operasi militernya pada Jumat pagi waktu setempat, yang menyasar fasilitas nuklir dan militer Iran, sehingga menewaskan seorang komandan militer beserta beberapa ilmuwan penting Iran. Serangan tersebut terus terjadi hingga Jumat malam dan mengenai beberapa kota di Iran, termasuk Ibu Kota Teheran.

Sebagai respon, Iran melancarkan Operasi True Promise 3 pada Jumat malam.

Mengutip laman Aljazeera, sejak 2024, ketegangan antara Iran dan Israel meningkat dari serangan drone rudal Iran ke Israel pada April 2024 (sekitar 170 drone dan 120 misil), disusul pembalasan oleh Israel terhadap fasilitas Iran di April 2024 dan Oktober 2024 

Puncaknya terjadi pada 13 Juni 2025, ketika Israel meluncurkan operasi “Rising Lion”, yakni serangan udara dan drone besar-besaran yang menargetkan lebih dari 100 lokasi di Iran, termasuk situs nuklir Natanz, Fordow, serta kediaman dan markas militer tinggi Iran, menewaskan sejumlah komandan IRGC dan ilmuwan nuklir 

Iran segera membalas, meluncurkan ratusan misil balistik dan drone ke wilayah Israel selama beberapa gelombang, yang meski sebagian besar berhasil dicegat, tetap menimbulkan korban sipil dan kerusakan di Israel.

BACA JUGA: Polemik 4 Pulau Aceh-Sumut Segera Diatasi Presiden, Ungkap DPR

Kesimpulan

Ketegangan antara Israel dan Iran tengah mencapai titik yang mengkhawatirkan, sehingga PBB mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai. Langkah militer yang terjadi, termasuk serangan udara dan serangan balistik, tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga meningkatkan risiko keamanan kawasan. 

PBB mengingatkan pentingnya menjaga integritas teritorial, kemerdekaan, dan perdamaian sesuai Piagam PBB dan hukum internasional. Mengakhiri eskalasi saat ini menjadi penting demi mencegah meluasnya konflik, menjaga stabilitas, dan melindungi keselamatan masyarakat sipil di tengah situasi yang terus memanas.

Dengan mencari solusi damai dan menaati prinsip Piagam PBB, diharapkan perdamaian dapat terwujud, sehingga konflik tidak meluas dan situasi kemanusiaan tidak semakin memburuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *