NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » Serangan Israel ke Iran Berlanjut, Hantam Stasiun TV Iran

Serangan Israel ke Iran Berlanjut, Hantam Stasiun TV Iran

Serangan Israel ke Iran

NarayaPost — Konflik udara antara Iran dan Israel terus berlanjut dengan intensitas tinggi. Pada hari Senin (16/06), serangan Israel ke Iran menghantam stasiun TV Iran, saat siaran langsung tengah berlangsung. Insiden ini membuat presenter bergegas menyelamatkan diri saat ledakan terdengar menimpa pusat siaran tersebut.

Menyadur laman MSN, militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan upaya untuk melumpuhkan kemampuan Iran melancarkan serangan lebih luas.

BACA JUGA: Bank Dunia Salurkan Rp 34 Triliun ke Indonesia, Ini Rinciannya untuk Energi Bersih dan Reformasi Ekonomi

Sebelumnya, Iran melancarkan serangan misilnya ke Tel Aviv dan Haifa. Perlawanan tersebut menewaskan delapan orang dan melukai beberapa lainnya. Iran juga menggunakan taktik yang lebih canggih, sehingga mampu menembus pertahanan udara Israel. 

Sementara itu, perusahaan energi Bazan di Haifa melaporkan satu pembangkit listriknya rusak parah, dan proses operasional terhenti. Akibatnya, tiga karyawan mereka tewas akibat serangan tersebut.

Di satu sisim Iran melaporkan lebih dari 224 warganya tewas, mayoritas merupakan penduduk sipil yang tak bersenjata. Di sisi lain, Israel juga melaporkan 24 warganya tewas, juga kalangan sipil. Keamanan dan keselamatan masyarakat tengah terancam, sehingga lebih dari 3.000 orang dievakuasi dan 24 gedung harus dihancurkan karena kerusakan yang parah.

Masih dilansir dari sumber yang sama, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyatakan Iran terbuka untuk perundingan damai, namun saat ini tengah lebih memilih untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai agresi Israel. 

Iran juga tengah melobi Oman, Qatar, dan Arab Saudi untuk meminta Amerika Serikat (AS) menggunakan pengaruhnya demi tercapainya gencatan senjata. Iran memberikan sinyal bahwa jika gencatan senjata terjadi, proses perundingan mengenai program nuklirnya juga lebih terbuka.

Presiden AS Donald Trump juga turut angkat bicara mengenai eskalasi yang terjadi. Dalam sebuah pernyataan, Trump menyebut Iran tengah “memperhitungkan kesalahan” apabila tak segera mencapai kesepakatan mengenai pembatasan nuklirnya. 

Trump juga menyatakan bahwa gencatan senjata mungkin terjadi jika Iran bersedia memenuhi syarat yang diajukan, sambil menekankan bahwa saat ini Iran tengah duduk di meja perundingan, meskipun prosesnya masih sulit.

Selain itu, Iran tengah mempertimbangkan untuk keluar dari perjanjian non-proliferasi nuklir (NPT), sebuah langkah yang dapat meningkatkan kekhawatiran mengenai keamanan kawasan. 

Pengawas nuklir internasional, IAEA, melaporkan bahwa pabrik pengayaan Natanz saat ini lumpuh total akibat serangan, sedangkan pabrik di Fordow tampak tak terdampak.

Ketika pertempuran terus terjadi, nasib rakyat sipil dari kedua belah pihak tengah dipertaruhkan. Dalam tengah-tengah serangan dan tekanan diplomatik, masyarakat internasional menyerukan gencatan senjata segera demi mencegah lebih banyak korban jiwa.

Kesimpulan 

Ketegangan Iran dan Israel tengah mencapai titik paling rawan, dengan serangan yang terus terjadi dan melibatkan rakyat sipil di tengah pertempuran. Langkah diplomasi tampak sulit, tapi bukan mustahil jika masing-masing berkenan menahan diri dan mencari solusi damai. 

BACA JUGA: Sekjen PBB Minta Israel dan Iran Mengakhiri Serangan

Komunikasi dan tekanan internasional juga penting demi mencegah eskalasi lebih luas yang dapat menimbulkan krisis kemanusiaan. Keamanan dan keselamatan masyarakat harus diutamakan, sehingga gencatan senjata segera dapat terwujud dan perdamaian dapat kembali ditegakkan. Bukan hanya demi Iran dan Israel, tetapi juga demi stabilitas kawasan dan keselamatan manusia yang tak bersalah.

Selain itu, peran internasional juga penting untuk menekan kedua belah pihak agar segera mencapai kesepakatan damai. Tanpa solusi yang adil dan manusiawi, kekerasan akan terus terjadi dan menambah penderitaan rakyat tak bersalah, sehingga perdamaian yang didambakan semakin sulit terwujud di tengah situasi yang tengah memanas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *