NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » Sertifikasi Halal pada Penggilingan Daging Ternyata Penting Lho!

Sertifikasi Halal pada Penggilingan Daging Ternyata Penting Lho!

Sertifikasi Halal

NarayaPost – Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kerap mengonsumsi makanan dengan bahan dasar daging, seperti bakso. Bakso sangat cocok dimakan di kala hujan, maupun disantap pada siang hari. Dengan ditemani es kelapa, perpaduannya sungguh memanjakan lidah. Namun, di tengah maraknya produk olahan daging, penting bagi konsumen memastikan makanan tersebut memiliki sertifikasi halal demi menjaga keamanan konsumsi.

Apa Itu Sertifikasi Halal?

Sertifikasi halal adalah bentuk pengesahan resmi yang menyatakan bahwa suatu produk telah sesuai dengan ketentuan kehalalan dalam ajaran Islam.

Proses ini sangat krusial bagi umat Muslim karena memberikan jaminan bahwa produk yang dikonsumsi atau digunakan seperti makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, hingga barang konsumsi lainnya bebas dari bahan-bahan yang diharamkan, seperti babi, alkohol, atau zat lain yang dilarang dalam Islam.

BACA JUGA: Diculik Geng Bersenjata, Wali Kota di Honduras Tewas

Tidak hanya itu, sertifikasi ini juga memastikan bahwa seluruh tahapan produksi, mulai dari pengolahan, penyimpanan, distribusi hingga penyajian, dilakukan tanpa terkontaminasi unsur haram dan sesuai dengan prinsip syariah.

Di Indonesia, kewenangan sertifikasi halal berada di bawah Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berperan dalam pemeriksaan dan pemberian fatwa halal. Selain memberikan rasa aman bagi konsumen Muslim, sertifikasi ini juga menjadi nilai tambah bagi pelaku usaha.

Sertifikasi halal tak hanya berlaku pada produk makanan akhir, tetapi juga pada setiap tahapan pengolahannya, termasuk daging giling, bahan dasar pembuatan bakso. Dalam industri daging, salah satu titik yang sering luput dari perhatian adalah mesin penggiling. 

Saat alat penggiling tidak memenuhi standar kebersihan halal, maka potensi terjadinya kontaminasi silang dengan bahan haram akan sangat besar. Sebab, mesin penggiling daging menjadi salah satu alat atau titik kritis yang perlu diawasi secara ketat. 

Dilansir dari laman resmi LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia). Misalnya, mesin yang akan digunakan menggiling daging sapi sempat digunakan untuk menggiling bahan haram, maka produk setelahnya bisa ikut tidak memenuhi syarat halal. 

Contoh Label Halal

Di Indonesia, label halal biasanya berbentuk logo berwarna hijau dengan tulisan “Halal” dalam huruf Arab, dikelilingi oleh tulisan “Majelis Ulama Indonesia” atau disertai informasi Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Label menjadi penanda penting bahwa produk tersebut telah melalui proses audit dan pengujian sesuai standar syariat Islam, mencakup bahan baku, proses produksi, hingga distribusinya.

Misalnya, pada kemasan mi instan, minuman kemasan, atau obat-obatan, label halal biasanya diletakkan di bagian depan atau samping kemasan agar mudah terlihat oleh konsumen.

Keberadaan label ini memberikan rasa aman bagi umat Muslim dalam memilih produk, sekaligus menjadi bukti bahwa produsen memiliki komitmen terhadap aspek religius dan keamanan pangan. 

Jasa Penggilingan Daging Cukup Berisiko

Direktur LPPOM, Muti Arintawati menyebut jasa penggilingan daging sangat berisiko tinggi pada pencampuran bahan halal dan non-halal. Risiko ini muncul karena pelanggan basanya membawa sendiri daging dan bumbu tambahan yang belum tentu, kehalalannya sudah jelas. 

“Kami memlih penggilingan daging karena peluang terjadinya percampuran antara daging halal dan haram serta penggunaan bahan atau bumbu tambahan yang kehalalannya belum jelas. Karena pelanggan membawa daging dan bumbu sendiri,” urai Muti, kala menjadi pembicara acara puncak Festival Syawal 1446 H. 

Sulitnya Pastikan Status Daging

Di sisi lain, Direktur Kemitraan dan Pelayanan Audit Halal LPPOM, Muslich mengatakan asal-usul daging yang dibawa oleh pelanggan ke tempat penggilingan tidak bisa diketahui pasti. Inilah yang menyulitkan proses verifikasi kehalalan dan memungkinkan terjadi pencampuran bahan haram. 

“Menjadi kritikal adalah daging dibawa pelanggan ke penggilingan entah daging halal atau daging yang tidak halal sehingga menjadi kesulitan memastikan status kehalalan daging,” jelas Muslich. Untuk menjamin syariat halal, pelaku usaha asa perlu memperhatikan beberapa hal penting. 

Pentingnya Menjamin Syariat Sertifikasi Halal 

Salah satunya, memastikan daging yang akan digiling sudah memiliki sertifikat halal. Lalu, pelaku usaha bisa melakukan verifikasi sertifikat halal pada daging yang akan digiling. Ini dilakukan agar tidak ada daging dari hewan haram seperti babi atau hewan yang disembelih tidak secara syar’i. 

Berikutnya, jika mesin penggiling sebelumnya pernah digunakan untuk daging non-halal, maka pelaku usaha wajib melakukan proses sertu. Proses sertu merupakan prosedur penyucian terhadap najis berat (najis mughalazah) seperti babi serta turunannya. 

Perlu diingat, proses ini tidak bisa dilakukan sembarangan dan harus tepat dilakukan sesuai prosedur. LPPOM juga menegaskan, penggilingan dengan mesin tidak diperkenankan untuk memproses daging babi, bila ke-depan ingin digunakan untuk sertifikasi halal. 

Lalu, kebersihan mesin penggilingan harus dijaga secara menyeluruh. Bahan pencuci yang digunakan juga harus dipastikan bebas dari unsur najis agar proses pembersihan benar-benar sah secara syariat. 

BACA JUGA: Makan Durian dan Minum Alkohol: Apakah Kombinasinya Mematikan? Ini Penjelasannya

Lebih lanjut, pelaku usaha perlu menyusun dokumentasi pembersihan secara lengkap. Mulai dari frekuensi pembersihan, metode, bahan pembersih hingga petugas yang melaksanakannya. Dokumentasi menjadi penting guna mendukung pemenuhan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH). 

Penutup: Sertifikasi Halal Sering Luput!

Dibalik banyaknya konsumsi daging, sertifikasi halal pada jasa penggilingan memang kerap luput perhatian. Padahal, ini bisa menjadi bagian dari upaya menjaga kehalalan produk dari hulu ke hilir. Oleh sebab itu, pelaku usaha di sektor penggilingan wajib memastikan setiap tahapan memenuhi standar. 

Selain menjaga kepercayaan konsumen muslim, langkah ini perlu dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan. Meski sebagian orang selalu bermodalkan percaya dengan penggilingan daging yang ada, proses pengecekan dan sertifikasi tetap menjadi bagian yang penting. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *