Skandal Kredit Bank Woori Saudara Capai Rp 1,28 Triliun, OJK Didorong Bertindak Tegas

NarayaPost – Skandal kredit Bank Woori Saudara. Dunia perbankan Indonesia kembali diguncang oleh kasus penipuan berskala besar. Kali ini, sorotan tertuju pada Bank Woori Saudara, anak usaha Woori Bank asal Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia. Bank tersebut dikabarkan mengalami kerugian akibat dugaan penipuan dalam fasilitas kredit senilai Rp 1,28 triliun, atau setara dengan US$ 78,5 juta.
Kasus skandal kredit Bank Woori Saudara ini mencuat setelah Woori Bank Korea mengungkapkan adanya transaksi mencurigakan yang melibatkan perusahaan ekspor lokal berskala menengah. Dalam pernyataan resminya, manajemen Woori Bank mengungkap bahwa anak perusahaannya di Indonesia, Bank Woori Saudara, menjadi korban praktik pemalsuan dokumen kredit.
BACA JUGA : Peluang Indonesia Lolos Piala Dunia 2026 Masih Terbuka, Ini Regulasi Putaran Keempat
Modus: Letter of Credit Diduga Fiktif
Perusahaan yang menjadi sorotan disebut mengajukan letter of credit (L/C) yang seharusnya menjamin pembayaran dalam kegiatan ekspor. Namun, belakangan diketahui bahwa dokumen tersebut memuat informasi tidak akurat yang berpotensi menyesatkan pihak bank.
Surat kredit dengan nilai total mencapai US$ 78,5 juta itu awalnya diterima sebagai dokumen sah. Namun dalam proses verifikasi lanjutan, tim audit internal menemukan indikasi kuat terjadinya fraud. Perusahaan diduga memalsukan informasi terkait transaksi ekspor yang seharusnya menjadi dasar pencairan kredit.
Meskipun nilai tersebut telah disebutkan secara nominal, Woori Bank menyatakan bahwa kerugian riil masih dalam proses penghitungan lebih lanjut.-
Langkah Cepat: Kirim Tim Investigasi ke Indonesia
Menyadari potensi kerugian besar, pihak Woori Bank langsung mengirim tim khusus dari unit global ke Indonesia untuk menyelidiki lebih lanjut skema penipuan ini. Selain itu, bank juga mengambil tindakan darurat dengan mengamankan agunan dan menyiapkan strategi pemulihan utang.
“Langkah-langkah hukum akan ditempuh sesuai ketentuan dan kami akan bekerja sama dengan otoritas keuangan Indonesia,” ujar juru bicara Woori Bank sebagaimana dikutip dari Business Korea.
Perusahaan Pelaku Berjanji Bayar
Menariknya, perusahaan ekspor yang terlibat dalam kasus ini disebut telah menyatakan kesediaan untuk melunasi utang kepada Bank Woori Saudara. Mereka bahkan telah menyampaikan data keuangan dan rencana pembayaran cicilan sebagai bentuk itikad baik.
Namun, publik dan pengamat perbankan menilai bahwa proses hukum tetap harus berjalan demi menegakkan transparansi dan akuntabilitas sistem perbankan nasional.
Respons OJK Ditunggu
Hingga berita ini ditulis, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum memberikan pernyataan resmi terkait kasus ini. Namun, banyak pihak mendorong agar OJK segera turun tangan untuk melakukan investigasi dan audit menyeluruh terhadap prosedur manajemen risiko Bank Woori Saudara.
Pakar keuangan Universitas Indonesia, Dr. Rachmat Taufik, menyebutkan bahwa kasus seperti ini bisa menimbulkan krisis kepercayaan, terutama di kalangan investor dan pemegang saham asing. “Kasus penipuan kredit harus dijadikan pelajaran penting untuk memperkuat sistem pengawasan internal bank,” tegasnya.
Sejarah Singkat Bank Woori Saudara
Sebagai informasi, Bank Woori Saudara adalah bank hasil penggabungan antara Bank Saudara (Indonesia) dan Woori Bank (Korea Selatan) yang mulai beroperasi penuh sejak tahun 2014. Bank ini dikenal sebagai pemain di sektor ritel dan UMKM dengan basis nasabah yang cukup luas di wilayah Jawa dan Sumatera.
Namun skandal ini berpotensi merusak reputasi bank yang selama ini terjaga baik, apalagi menyangkut kredibilitas internasional mengingat keterkaitan dengan grup perbankan global asal Korea Selatan.
BACA JUGA : Tips Mencegah Tekanan Darah Tinggi Akibat Konsumsi Daging Saat Idul Adha
Kesimpulan: Ujian Kepercayaan untuk Perbankan Nasional
Kasus dugaan fraud kredit yang menyeret nama Bank Woori Saudara menjadi pengingat bahwa sistem pengawasan dan kehati-hatian dalam pemberian kredit harus selalu diperketat. Di tengah upaya Indonesia menarik lebih banyak investasi asing dan memperkuat sektor perbankan, kasus ini tentu menjadi ujian besar bagi kredibilitas sistem keuangan nasional.
Bank Woori Saudara harus terbuka dan proaktif menangani permasalahan ini, tidak hanya demi reputasinya sendiri, tetapi juga untuk menjaga stabilitas sektor perbankan yang lebih luas. Di sisi lain, OJK diharapkan bersikap tegas dan cepat dalam memastikan tidak ada celah serupa yang bisa dimanfaatkan pihak-pihak tak bertanggung jawab di masa depan.