NarayaPost

Bersama Kebenaran, Ada Cahaya

Home » Blog » Warga Gaza Terancam, Israel Lagi-lagi Menyerang! 

Warga Gaza Terancam, Israel Lagi-lagi Menyerang! 

Warga Gaza

NarayaPost – Gaza kembali bergolak. Serangan udara Israel yang dilancarkan Minggu dini hari kembali menelan korban warga Gaza. Kali ini, setidaknya 27 warga Palestina tewas. Tak hanya rumah dan tenda, bahkan titik distribusi air pun menjadi sasaran.

Menurut laporan Badan Pertahanan Sipil Gaza yang dikutip AFP, Minggu (13/7/2025), enam di antara korban jiwa ditemukan di sekitar lokasi distribusi air bersih. Mahmud Bassal, juru bicara pertahanan sipil, mengonfirmasi bahwa serangan udara menghantam sejumlah wilayah di Gaza sejak malam hingga Minggu pagi.

“Delapan orang tewas, termasuk anak-anak dan perempuan, sementara lainnya mengalami luka-luka,” kata Bassal. Ia juga melaporkan serangan mematikan di dekat kamp pengungsi Nuseirat, tepatnya di rumah milik sebuah keluarga. “Sepuluh orang gugur dan beberapa lainnya luka-luka,” tambahnya.

BACA JUGA: Makanan & Minuman yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Di titik lain, serangan Israel menargetkan area distribusi air di wilayah pengungsian barat kamp Nuseirat. “Serangan itu menyebabkan enam orang tewas dan melukai lainnya,” jelas Bassal lagi.

Tragedi juga terjadi di selatan Gaza, tepatnya di daerah pesisir Al-Mawasi. Sebuah tenda pengungsian dihantam jet tempur Israel, menewaskan tiga warga Palestina di dalamnya.

Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak militer Israel, yang diketahui telah mengintensifkan operasinya di berbagai wilayah Gaza. Serangan terus berlanjut, lebih dari 21 bulan sejak pecahnya konflik pasca serangan Hamas pada Oktober 2023. Namun karena blokade media dan terbatasnya akses ke wilayah terdampak, data korban belum dapat diverifikasi secara independen.

Kematian & Kelaparan Ancam Warga Gaza

Tak hanya dari langit, bencana juga datang dari perut yang kosong. Blokade total terhadap bantuan pangan dan medis yang diberlakukan Israel telah membawa konsekuensi tragis. Puluhan anak-anak di Gaza dilaporkan tewas karena kelaparan.

“Setidaknya 67 anak telah meninggal dunia akibat kelaparan di Gaza sejak Oktober 2023, seiring blokade total Israel terhadap wilayah tersebut memasuki hari ke-103 berturut-turut,” demikian pernyataan Kantor Media Pemerintah di Gaza, dikutip dari Anadolu Agency, Minggu (13/7/2025).

Kondisi ini diprediksi akan terus memburuk. Lebih dari 650.000 anak di bawah usia lima tahun kini menghadapi malnutrisi akut karena tidak adanya akses terhadap makanan dan obat-obatan. Kantor Media menyampaikan dengan lantang:

“Kelaparan kini membunuh apa yang tidak dibunuh oleh bom.”

Dalam tiga hari terakhir saja, telah dilaporkan puluhan kematian tambahan, seiring terus dicegahnya masuk bantuan vital seperti tepung, susu formula, dan suplemen nutrisi.

Saat ini, sekitar 1,25 juta orang di Gaza hidup dalam kelaparan parah, dan 96% populasi, termasuk lebih dari 1 juta anak menghadapi kerawanan pangan ekstrem. Pemerintah Gaza menyebut situasi ini sebagai bentuk “kampanye kelaparan yang sistematis dan terorganisir”, dan menyatakan bahwa negara-negara pendukung Israel juga ikut bertanggung jawab secara hukum dan moral atas tragedi ini.

“Kami membunyikan alarm: ini adalah vonis mati massal yang terbentang di depan mata dunia,” kata Kantor Media Pemerintah Gaza.

“Intervensi internasional segera bukanlah pilihan, ini masalah hidup atau mati.”

Ancaman Kesehatan Warga Gaza Kian Meluas

Krisis tidak hanya terjadi di meja makan, tapi juga di kamar mandi. PBB melalui badan urusan pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa kondisi kebersihan di Gaza berada pada titik paling berbahaya.

“Tidak ada sabun, tidak ada air bersih. Anak-anak di Gaza tidak dapat dimandikan dengan benar karena pengepungan yang masih berlangsung,” tulis UNRWA dalam pernyataan resminya, Sabtu (12/7/2025).

Kondisi ini diperparah dengan musim panas yang menyengat dan tempat penampungan yang padat. Kombinasi tersebut dinilai dapat memicu wabah penyakit dan mempercepat krisis kesehatan publik yang mengancam ribuan jiwa.

BACA JUGA: India Serang Markas Separatis ULFA di Myanmar, Tiga Pemimpin Tewas dalam Operasi Drone

Kesimpulan: Dunia Tak Bisa Lagi Diam

Serangan udara yang mematikan, blokade bantuan kemanusiaan, dan kehancuran infrastruktur dasar di Gaza kini berpadu menjadi krisis yang melampaui batas kemanusiaan. Air bersih menjadi barang mewah, makanan menjadi harapan yang sulit dijangkau, dan anak-anak menjadi korban paling tak berdaya.

Gaza kini tidak hanya terkepung secara fisik, tetapi juga secara moral. Seruan dari lembaga-lembaga kemanusiaan dan pemerintah Palestina bukan lagi panggilan biasa, melainkan permohonan terakhir agar dunia internasional bertindak.

“Ini bukan lagi sekadar konflik. Ini adalah hukuman kolektif yang berlangsung di depan mata dunia.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *