Microsoft Kembali Lakukan PHK, Lebih dari 300 Pegawai Terdampak

NarayaPost — Microsoft kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan hanya beberapa minggu setelah memangkas sekitar 6.000 posisi secara global pada Mei lalu.
Berdasarkan dokumen resmi yang disampaikan kepada pemerintah negara bagian Washington, gelombang PHK terbaru ini berdampak pada lebih dari 300 karyawan pada Senin (2/6) waktu Amerika Serikat.
Langkah ini memperkuat sinyal bahwa sektor teknologi tengah mengalami tekanan besar, yang oleh sejumlah analis dijuluki sebagai “resesi internet”.
BACA JUGA: Dewas BPJS Prediksi PHK Tembus 280 Ribu, Buruh Merespon
Gelombang PHK ini merupakan bagian dari restrukturisasi internal yang masih berlangsung di Microsoft. Seperti dilaporkan The Times of India, pengurangan tenaga kerja sebelumnya pada Mei lalu telah memangkas sekitar 3 persen dari total karyawan Microsoft secara global. Mayoritas yang terdampak berasal dari divisi pengembangan produk dan manajemen.
Dalam sebuah pertemuan internal dengan karyawan, CEO Microsoft, Satya Nadella, menjelaskan bahwa keputusan perusahaan untuk melakukan restrukturisasi bukanlah karena kinerja individu karyawan.
Sebaliknya, hal ini merupakan bagian dari upaya Microsoft untuk menyesuaikan strategi bisnisnya. Nadella menekankan bahwa Microsoft kini sedang memfokuskan ulang investasinya ke bidang kecerdasan buatan (AI), mengikuti perkembangan tren teknologi global yang semakin condong ke arah tersebut.
Dampak dari penyesuaian strategi ini juga dirasakan oleh unit bisnis LinkedIn, yang merupakan bagian dari Microsoft. Berdasarkan laporan dari San Francisco Chronicle, sekitar 270 karyawan LinkedIn yang bekerja di wilayah Bay Area, yang mencakup San Francisco, Sunnyvale, dan Mountain View, harus kehilangan pekerjaan mereka sebagai konsekuensi dari restrukturisasi ini.
Meskipun Microsoft belum memberikan detail spesifik mengenai posisi atau departemen mana saja yang terdampak oleh gelombang PHK terbaru ini, skala dan konsistensi dari pengurangan tenaga kerja ini menunjukkan komitmen serius perusahaan dalam beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berubah dan tren teknologi yang berkembang pesat. Terutama, hal ini terlihat jelas dalam upaya Microsoft untuk berinvestasi lebih lanjut pada pengembangan dan penerapan teknologi AI.
Fenomena PHK yang dilakukan oleh Microsoft ini bukanlah kejadian yang terisolasi. Sejak awal tahun 2024, beberapa raksasa teknologi lainnya seperti Amazon, Meta, dan Google juga telah melakukan pengurangan tenaga kerja dalam skala besar.
Tren ini semakin memperkuat pandangan bahwa industri teknologi global sedang menghadapi tantangan signifikan. Tantangan-tantangan ini meliputi kebutuhan akan efisiensi biaya yang lebih tinggi, perubahan fundamental dalam perilaku pasar, serta peningkatan ketergantungan pada inovasi teknologi tinggi seperti kecerdasan buatan.
Dengan dua gelombang PHK besar yang terjadi dalam rentang waktu kurang dari dua bulan, Microsoft kini mencerminkan adanya transisi besar dalam lanskap industri teknologi. Di era yang penuh dengan ketidakpastian ini, efisiensi operasional dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat telah menjadi faktor krusial bagi kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan teknologi.
BACA JUGA: Job Fair Sudah Tidak Efektif? Negara Lain Sudah Beralih ke Platform Digital
Menurut laporan Business Insider, tren pemutusan hubungan kerja ini juga mencerminkan adanya perubahan struktural yang signifikan dalam industri teknologi. Konsep “Great Flattening” merujuk pada upaya memangkas jumlah manajer tingkat menengah demi meningkatkan efisiensi operasional.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Meta dan Amazon telah mulai menerapkan struktur organisasi yang lebih ramping, dengan tujuan mempercepat proses pengambilan keputusan serta menyesuaikan diri secara lebih lincah terhadap dinamika pasar.
Namun, meskipun strategi ini dinilai mampu meningkatkan efektivitas perusahaan, di sisi lain juga memunculkan tantangan baru dalam manajemen sumber daya manusia. Khususnya terkait pengembangan karier dan kesinambungan peran bagi karyawan yang terdampak.